Yang siap mengoyak mimpi,
Bukan pilu,
Tapi rentasan jiwa meradang tanya,
Mencari makna di balik tabir malam.
Â
Langit masih biru,
Meski mendung menyelimuti,
Empat putaran hari dalam hawa yang berbeda,
Menyiratkan perubahan yang tak terduga.
Â
Memanggilmu dalam lafaz doa,
Selepas menutup mantra,
Warna putihku sama,
Merah mandarah daging,
Menyatukan kita dalam ikatan yang tak terpisahkan.
Â
Oh Bulan Sabit pelindung bintang,
Hijau terus dipegang,
Biru membuat tenang,
Merah kita sama,
Menyatukan hati dalam nuansa yang tak terlupakan.
Â
Di bawah langit biru yang berselimut mendung,
Terselip harapan dalam setiap hembusan angin.
Bintang dan Bulan Sabit,
Menjadi saksi bisu perjalanan jiwa,
Menyentuh relung terdalam hati.
Â
Bintang, simbol harapan yang tak kunjung padam,
Berkilauan di kegelapan,
Menuntun langkah dalam keheningan malam.
Bulan Sabit, pelindung yang setia,
Menyiratkan kekuatan dan ketabahan.
Â
Hijau, warna kehidupan yang penuh semangat,
Biru, warna ketenangan yang menenangkan jiwa,
Merah, warna cinta dan pengorbanan yang tak ternilai.
Warna-warna ini menyatu dalam harmoni.
Menciptakan sebuah mahakarya yang penuh makna.
Â
Bintang dan Bulan Sabit.
Simbol kekuatan dan keindahan.
Menyentuh relung terdalam hati.
Menyiratkan makna yang mendalam.
Tentang perjalanan hidup yang penuh misteri.