Mohon tunggu...
KOMENTAR
Inovasi

Dalam Pembuatan Karya Ilmiah, Mengapa Orang Lebih Suka Menggunakan Referensi Online?

10 Oktober 2012   03:38 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:00 435 1

Kalau saya perhatikan, mahasiswa sekarang lebih enak bila dibandingkan masa lalu. Fasilitas dan sarana yang tersedia lebih mudah didapatkan. Bagaimana tidak? Orang tua yang memiliki anak setingkat SMA/SMK kelas 3 (sekarang kelas XII) siap-siap menyediakan seperangkat transportasi dan komunikasi. Sepeda motor dan laptop atau sejenis. Itu diluar kebutuhan pokok, seperti bayar kuliah, kos dan uang makan. Berapa juta orangtua harus menggelontorkan uang  demi sang anak untuk duduk di bangku kuliah.

Setelah anak terdaftar menjadi mahasiswa yang ditunjukkan dengan memiliki kartu mahasiswa, dalam pembelajaranpun tak perlu membawa buku dan diktat stensilan. Atau buku tebal atas petunjuk dosen. Hanya dengan membuka gadget teknologi informasi, sang mahasiswa siap menerima titah ilmu dari sang dosen. Beberapa referensi sudah tersedia dalam bentuk e-book atau hasil down load. Apesnya materi kuliah bisa copy paste dari dosen atau kakak tingkat. Jarang sekali menulis meskipun dalam bentuk ringkasan.

Mahasiswa yang cukup kreatif, akan menggunakan gadgetnya untuk berselancar menemukan bahan pembanding pada materi kuliah. Tidak cukup mengandalkan dari satu sumber yaitu ceramah dosen, tapi memburu keilmuan di belantara internet. Mahasiswa setengah kreatif, teman di dunia maya semakin menumpuk. Hard disk penuh dengan film hasil down load. Film yang berjudul maupun tidak memiliki judul. Kalau spacenya habis, membeli hard disk eksternal.

Internet memang memudahkan urusan dalam setiap pembuatan karya ilmiah, karena :

Mudah Diakses

Dimanapun dan kapanpun, akses internet semakin mudah. Mencari bahan kuliah untuk referensi, sama mudahnya seperti mengakses facebook atau twitter. Meskipun dalam kenyataan, waktu yang digunakan lebih banyak bersosialita. Lain halnya kalau harus membuka buku. Serba berat. Berat bobot bukunya, berat bahasannya, berat mikirnya.

Belajar  dengan Siapapun

Materi kuliah, bila mengandalkan dari ceramah dosen dan diktat terasa kering. Agar materi kuliah dapat dikuasai sampai ke akar-akarnya, membaca referensi lain menjadi wajib hukumnya. Tapi buku sedikit ribet. Kalau tidak punya buku, mesti ke perpuastakaan. Kalau tidak ada foto copi buku dosen atau temannya. Kalau tidak punya uang berusaha pinjam buku teman meski jauh. Semua memerlukan uang, minimal untuk transportasi.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun