Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Model Mengajar dengan Metode STAD

2 Agustus 2012   10:06 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:19 1651 3

Bulan Ramadhan memang segala aktifitas yang berhubungan dengan kerja secara fisik berkurang. Namun bukan berarti pekerjaan harus ditinggalkan. Demikian halnya dengan aktifitasku. Bulan ramadhan kali ini, jam pelajaran yang semula 6 jam per minggu, dikurangi hanya 2 jam. Sehingga pada hari biasa, mengajar 24 jam per minggu, kali ini hanya 8 jam per minggunya.

Secara kebetulan, beberapa minggu yang lalu sekolah kami menerima mahasiswa PPL dan ada seorang mahasiswa yang mengadakan penelitian tentang pelajaran matematika. Praktis tiap harinya saya terbebas dari mengajar. Namun ada transformasi jenis pekerjaan, yaitu membimbing mahasiswa calon guru. Untuk pekerjaan ini hanya melihat dan menganalisa serta menilai. Itu mudah. Justru yang agak susah adalah sharing dengan mereka. Sebab saya mendapatkan ilmu baru yang tentu saja sangat berbeda jauh dengan saat saya masih kuliah. Memang diharapkan ilmu itu dapat diterapkan saat pembelajaran berlangsung. Tetapi belum tentu ilmu itu cocok dengan keadaan waktu dan tempat pembelajaran berlangsung. Karenannya berbagi pengalaman sangat berharga.

Akan halnya dengan seorang mahasiswa yang sedang mengadakan penelitian. Saya tidak berhak dan tidak pada tempatnya membimbing. Keberadaan saya cuma memberi petunjuk teknis pelaksanaan. Sehingga sewaktu dia mengajar, saya cuma memperhatikan saja. Satu-satunya akses hanya sharing. Dendati demikian sangat bermanfaat bagi saya. Sebab saya menemui beberapa kasus yang berguna kelak bila saya menyampaikan materi.

Kiki demikian nama panggilannya. Cantik tentu saja. Dia akan mencoba menawarkan metode pembelajaran dengan sistim STAD (Student Team Achievement Divisions), yaitu sebuah model pembelajaran kooperatif (cooperative learning).

Tampaknya model ini memang cocok untuk mata pelajaran matematika. Model ini memiliki prinsip seperti take and give. Caranya mudah. Yaitu, setelah guru menjelaskan sebuah topik, kemudian siswa membuat kelompok kecil. Kelompok itu membahas soal yang telah diberikan oleh guru.

Ada dua manfaat yang dapat diperoleh dengan memakai cara STAD ini.

1. Berlatih mendengarkan.

Meskipun matematika merupakan ilmu pasti, namun acap kali ditemui cara penyelesaian yang berbeda-beda. Dari perbedaan inilah, peserta harus mau memahami pendapat orang lain. Namun matematika tetaplah bidang pelajaran yang mengacu kepada  kebenaran. Bukan demokrasi. Sistem penyelesaian boleh berbeda, namun hasil pastilah satu dan valid. Bukan nisbi. Sehingga bila ada satu kelompok terdiri dari 4 siswa, yang 3 siswa salah menjawab, dan hanya ada seorang siswa yang benar, maka yang harus diakui adalah yang benar. Kalau demokrasi adalah siapa pendapat yang terbanyak.

2. Memahami orang lain.

Sekolah adalah sebuah wadah untuk pembelajaran. Siswa dan guru datang dari latar belakang yang berbeda-beda. Baik, suku, bahasa, adat maupun intelektual. Dalam sebuah kelompok, manakala ada salah seorang peserta yang menonjol dalam masalah hitungan, mau tidak mau anggota yang lain akan mengikuti. Karena kepandiannya maka kelompok sepakat untuk belajar dengan siswa yang pandai tersebut.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun