Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Lulus 100 % tapi Tidak Membanggakan

4 Juni 2011   09:14 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:53 150 1
Pagi tadi, pengumuman kelulusan siswa SMP/Mts digeber. Banyak orang tua yang berwajah ceria. Banyak siswa yang terbahak-bahak yang dilanjutkan dengan konvoi kendaraan. Benar, bahwa angka kelulusan untuk tahun ini termasuk tinggi. Walaupun ada 12 sekolah yang tingkat kelulusannya 0%. Tapi siswanya tidak banyak. Jadi tidak berpengaruh besar terhadap persentase kelulusan secara nasional. Di sekolahku angka kelulusan mencapai 100%. Berbeda dengan 3 tahun terakhir yang belum pernah mencapai angka yang maksimal. Bagi orang yang tidak mengetahui rumus kelulusan, mungkin akan mengatakan hebat. Namun, bagi yang mengetahui formula kelulusan untuk tahun ini, akan bersikap wajar saja. Orang yang terlibat langsung dalam mengolah nilai akan mengatakan "ah..... tidak membanggakan". (0.6 x Ujian Nasional + 0,4 x Nilai Sekolah) itulah rumusnya. Asal sekolah masih diberi ruang untuk mengelola nilai, dapat dipastikan status lulus dapat dibuat. Terlebih lagi indeks 0,4 cukup besar untuk diolah. Wal hasil, nilai rapot yang sebenarnya telah resmi menjadi nilai akhir, diubah secara keseluruhan. Hampir semua sekolah seperti itu. Yang susah adalah nilai rapot anak yang berotak pas-pasan. Nilai rapot yang semula 5,5 bisa menjadi 7 atau 8 atau mungkin bisa 9 demi mengatrol, agar anak tersebut lulus. Dengan demikian kalau tingkat kelulusan anak tinggi, sekolah tidak perlu menanggung malu, tidak repot untuk membimbing lagi, tidak repot untuk mendaftarkan anak ke dalam kejar paket C. Perhatikan perbandingan nilai ujian nasional dan nilai sekolah. Si Fulan dalam pelajaran matematika.  Nilai ujian nasional mendapat  2,25 sedangkan nilai ujian sekolah 7,76. maka intervalnya didapat 5,54. Berarti dinaikkan menjadi kira-kira 200%. nah... loh..... status anak tersebut tetap lulus.  15 tahun yang akan datang banyak pejabat pembuatan kebijakan pemerintah, berasal dari anak yang statusnya katrolan. Ditengah rekayasa nilai yang demikian itu, saya sempat mengambil gambar beberapa anak yang melakukan tindakan yang cukup simpatik. Mereka tidak melakukan konvoi, tapi hasil tabungan kelas dibelikan makanan untuk diberikan kepada tukang becak, tukang sapu jalanan, dan mereka yang cukup membutuhkan. Salut!

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun