Saya melihat pasar dipinggir jalan bertransaksi jual beli sudah mulai ramai. Di beberapa sudut nampak orang bercanda. Walaupun masih terlihat sayu pada wajah, namun rasa optimis masih melekat erat. Membersihkan rumah, tempat ibadah, jalan kampung merupakan kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat. Membersihkan debu, pasir daun yang mengering, di area persawahan dan perkebunan juga dilakukan, meskipun sangat susah untuk dikerjakan.
Apa sebaiknya yang harus kita lakukan sebagai rasa solidaritas bagi mereka?
Bercermin dengan kejadian gempa bumi di Bantul beberapa waktu yang lalu, ada beberapa catatan yang mesti kita lakukan. Aktifitas berikut terkadang luput dari perhatian masyarakat.
1. Psikis Pengungsi
Tak mudah untuk mengembalikan perasaan orang yang telah dilanda gempa seperti sedia kala. Terbukti, sekalipun pemerintah Bantul telah berusaha secara terus-menerus mengembalikan kondisi psikis masyarakat lewat hiburan, penyuluhan dll masyarakat masih saja trauma. Perlu waktu yang lama dan sabar.
2. Relokasi Rumah Penduduk
Tidak sedikit pengungsi enggan untuk pindah lokasi, apalagi harus transmigrasi. Mereka berdalih, menebar benih tanaman di sembarang tempat saja akan tetap tumbuh tanaman. Bandingkan dengan tanah di luar jawa. Perlu beberapa tahun untuk menunggu tanaman tumbuh. Dilokasi yang baru, juga perlu waktu untuk sosialisasi dengan masyarakat setempat atau paling tidak dengan masyarakat yang berdekatan. Dibutuhkan kearifan dari pihak pemerintah. Berikan informasi yang sebenar-benarnya. Menggandeng tokoh masyarakat juga lebih baik.
3. Penyuluhan Hukum
Hari ini pemerintah secara resmi membeli hewan ternak yang dimiliki masyarakat. Dengan harga yang telah ditentukan. Untuk bertransaksi pemerintah memakai manajemen yang telah ditetapkan. Sistim akuntansi yang berlaku juga diterapkan. Masyarakat perlu berperan aktif memberi bimbingan kepada korban merapi, perihal pemberian ganti rugi. Jangan sampai dikubuli oleh oknum petugas. Hanya membubuhkan tanda tangan, namun tak terima uang.
salam affandi