Mohon tunggu...
KOMENTAR
Olahraga

Kurang Produktif, Inter Butuh Striker Berkulit Hitam

19 Desember 2011   19:26 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:02 611 0
[caption id="attachment_149953" align="alignleft" width="300" caption="Obafemi Martins (www.calcio.it)"][/caption] Dari judulnya saja, sudah bisa ditebak tulisan ini berbau rasisme – sesuatu yang harus dibuang jauh-jauh dari dunia sepakbola. Iya, benar, tulisan ini sangat rasis. Namun, penulis sejatinya bukan bermaksud rasis dan menyebarkan isu rasissme. Kata “rasisme” di dunia sepakbola dunia terlebih lagi di daratan Eropa mungkin berbeda dengan maksud ‘rasisme’  penulis pada tulisannya kali ini. Rasisme di Eropa yang menjadi ras dan bangsa kulit putih menggunakan istilah rasisme dengan mengolok-olok dan merendahkan ras kulit hitam baik itu bangsa Eropa sendiri maupun bangsa Afrika sebagai benua ras kulit hitam. Jadi, sebagai prolog dari tulisan ini, penulis ingin menyampaikan ‘pembelaan’ terhadap korban rasis itu sendiri dengan ‘merendahkan’ ras kulit putih. J

Melanjutkan tulisan sebelumnya yang membahas keterpurukan klub besar Italia, Internazionale Milan yang kurang bergairah di awal musim ini, penulis ingin menganalisis sisi lain yang menjadi penyebab dan solusi yang mungkin bisa dijalankan sebelum terlambat. Inter yang belakangan sudah menunjukan tren positif dengan bertengger di posisi 5 klasemen sementara Liga Italia Serie A pekan ke 15, masih sering menuai kritik dari berbagai pihak tak terkecuali dari penggemar berat yakni Interisti.

Membahas berbedanya Inter semenjak sukses menjadi raja Eropa tahun 2010 lalu dengan sekarang ini, memang tidak akan habis. Mulai dari salah manajemen transfer,kesalahan pemilihan pelatih, kehilangan Jose Mourinho hingga minim pembelian pemain bintang adalah serentetan kritik yang mengarah ke klub yang berdiri tahun 1908. Dan hal yang paling kentara adalah dijualnya Samuel Eto’o ke klub Rusia, Anzi Mackahkala. Eto’o memang menjadi striker haus gol yang telah membawa Inter meraih treble tahun 2010 dan meraih copa Italia setahun kemudian. Pada awalnya, kehilangan Eto’o sepertinya akan terganti dengan hadirnya Diego Forlan, akan tetapi hingga saat ini, stok penyerang Inter yang dihuni oleh Diego Milito, Giampaolo Pazzini, Mauro Zarate, Luc Castaignos serta Forlan sendiri masih terbilang mandul. Apalagi dalam tiga pertandingan terakhir justru pemain belakang yang menjadi penentu kemenangan. Tumpulnya para penyerang Inter juga dibuktikan dengan kemenangan Inter yang diraih selama ini tidak lebih dari dua gol.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun