Lalu, apakah mengurusi urusan orang lain ini membuat kita bahagia? Jawabannya tidak. Orang tua-tua pernah bilang "Agar bahagia kau tidak boleh ikut campur urusan orang lain." Alasannya sederhana ketika kau mencampuri urusan orang lain, kau akan lupa urusanmu sendiri. Kita cenderung melihat kuman di seberang lautan daripada gajah di pelupuk mata. Kita melihat ketidaksempurnaan orang lain dan memperbaikinya. Jika kita yang tidak sempurna, maka kita akan menyalahkan orang lain sebagai penyebab ketidaksempurnaan kita. Hasilnya kita terus menyalahkan orang lain tanpa memperbaiki diri. Perilaku mencampuri urusan orang lain ini sebaiknya dikurangi.
Namun demikian kebahagian juga tak lepas dari pengaruh orang lain. Berbagai penelitian mengungkapkan beberapa ciri orang yang bahagia. Orang yang bahagia hubungan sosialnya lebih baik daripada orang yang tidak bahagia. Orang yang bahagia lebih banyak bersyukur daripada orang yang tidak bahagia. Dan yang terpenting semakin banyak orang membantu orang maka semakin bahagia dia.
Sebuah kenyataan sebgaimana perush orang tua bagaimana hubungan perilaku kebaikan dengan kebahagian mengemukakan bahwa orang yang berbuat baik pada orang lain cenderung lebih bahagia daripada orang yang tidak membantu orang lain.