Sebaliknya kubu Jokowi ingin mencapai tujuan negara ini dengan anti diksriminasi dan menuhankan HAM sehingga apapun bentuk yang membuat perbedaan harus dilarang termasuk perda syariat itu sendiri dan UU yang bebau syariat. Hal inilah yang membedakan antar kubu ini jika kita melihat dna menelisik lebih dalam. Belum lagi gambar yang di pajang oleh Wimar yang seolah-olah ingin menunjukkan mereka benar-benar anti terhadap Islam.
Itu sebagai pengantar saja tapi ada yang unik dikalangan pendukung pasangan capres kita. Mungkin akan aneh jika anda menulis dan membuat artikel yang sedikit atau banyak menyinggung tentang capres yang mereka dukung. Kalau Prabowo mungkin akan menjawab agak lebih santun tapi kalau pendukung Jokowi agak sedikit ngenes kalau memberi komentar.
Sebagai umat islam kita dilarang fanatik atau mengidolakan tokoh secara buta. Hal ini membuat saya terpikir ketika ada orang yang merasa Jokowi selalu benar meskipun dia melakukan kebohongan. Misalkan saja bilang sudah lapor KPK tentang Busway berkarat namun ternyata itu tidak benar. Jokowi pernah berorasi mengatakan orang-orang yang menyerang mereka pada saat kampanye gubernur hanya ingin masyarakat ragu dan dia bilang komitmen akan membangun Jakarta selama 5 tahun namun pada akhirnya dia mendustai komitmennya itu sendiri.
Apa reaksi pendukung Jokowi jika menanyakan hal itu ? Saya sendiri dalam komentar-komentar oendukung Jokowi baik akun sebenarnya atau akun tuyul sering mendapatkan hina adn cacian. Saya merasa kefanatikan mereka sudah berlebihan. Khususnya ketika anda yang merasa muslim patut mempertanyakan diri kita.
Siapa Nabi Anda ? Rasulullah Muhammad apa Jokowi ?
Kenapa saya berani mempertanyakan itu ? Banyak yang mengaku muslim tapi ketika Nabi Mereka dihina dan agama mereka dihina mereka diam saja tapi kalau Jokowi dihina mereka balik menghina dan membalas.
Ketika Perda syariat mau dihabisi mereka diam saja padahal perda syariat bagian dari ibadah kepada Allah dan mereka diam saja dan menganggap enteng masalah ini.
Ketika ulama dihina melalui Gambar Wimar apakah mereka bersuara? Sama sekali tidak malah mereka diam.
Kefanatikan buta inilah yang menjadikan kita tidak berpikir jernih. Kita tidak bisa memikirkan mana yang baik dan buruk dari orang itu. Kita membela mati matian meskipun orang itu salah. Ini sikap yang membahayakan diri kita. Saya hanya khawatir jika Jokowi kalah karena kefanatikan buta mereka maka tidak bisa menerima kekalahan tersebut. Mungkin berbeda dengan Prabowo yang sudah dari awal bilang " Siap Menang dan Siap Kalah" itulah sikap kesatria.
Saya hanya ingin meluruskan Belalah Agamamu dengan benar bukan membela orang yang mempolitisasi agama demi kepentingan. Belalah Agamamu jangan memilih orang yang ingin agamamu tidak berkembang dan menjauhkanmu dari Allah SWT.
Semoga mereka yang fanatik buta bisa membaca tulisan ini. Tulisan ini siap Dihina dan Di Caci..