Perempuan dan alam, dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Keduanya memiliki fungsi yang sama, yakni memproduksi kehidupan. Maria Mies (1986) menyatakan bahwa perempuan tidak hanya mengumpulkan dan mengkonsumsi apa yang tumbuh di alam tetapi mereka juga membuat sesuatu tumbuh. Interaksi antara perempuan dan alam, menurut Mies, bersifat resiprokal atau hubungan timbal balik. Mereka meyakini bahwa sebagaimana perempuan yang menjadi penopang seluruh keluarga, keberadaan alam juga memiliki peran amat penting bagi kelanjutan kehidupan. Bagaikan tubuh perempuan yang harus dijaga, sebagai penopang hidup manusia alam harus dijaga kelestariannya. Sebagaimana sebuah slogan, “Kalau ingin hidup baik dan berkelanjutan, masyarakat harus menghargai alam sebagai Ibu Bumi.”