Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud Pilihan

Ngapain Harus Mudik Lebaran, Kalau Cuma Mengantar Nyawa

3 Juli 2014   04:16 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:44 445 2

Sebentar lagi Lebaran tiba. Banyak pekerjaan rumah pemerintah yang harus segera dibenahi terkait dengan masa Lebaran. Salah satunya ialah persoalan mudik. Dari sekian banyak persoalan mudik yang mengemuka, tingginya angka kecelakaan lalu lintas harus segera mendapatkan prioritas penyelesaian. Sebab dari tahun ke tahun, jumlah orang yang meninggal akibat kecelakaan pada masa mudik Lebaran cukuplah besar.

Berdasarkan data yang dilansir oleh Kepolisian Republik Indonesia, pada tahun 2013 terdapat 3.279 kecelakaan dengan korban meninggal dunia sebanyak 719 orang, luka berat 1.184 orang, dan luka ringan 4.326 orang. Jika dibandingkan dengan data tahun sebelumnya, angka ini relatif berkurang. Pada tahun 2012 ada 5.066 kecelakaan, dengan korban meninggal dunia mencapai 866 orang, luka berat 1.438 orang, dan 4.913 orang yang mengalami luka ringan. Angka ini sungguh menyedihkan. Mengingat sebagian besar dari korban yang wafat adalah penduduk yang berada pada rentang usia produktif. Apalagi jika kita membandingkannya dengan masa-masa penegakan kedaulatan Indonesia pada tahun 1962-1966. Dimana ketika itu, kita yang berkonfrontasi dengan Malaysia, hanya kehilangan 590 orang prajurit. Sedangkan ini, 719 orang mati sia-sia hanya dalam waktu 12 hari. Tidak-kah pemerintah kita berpikir dan mau mengintrospeksi diri?

Melarang Pemudik Motor

Jika kita membedah angka kecelakaan lalu lintas di atas, maka terlihat bahwa sekitar 71% kecelakaan terjadi pada angkutan sepeda motor. Penyebabnya bermacam-macam. Dari daya angkut yang berlebihan hingga lelahnya pengendara karena jauhnya jarak yang ditempuh. Melihat angka kematian yang sedemikian besar, sudah seharusnyalah pemerintah, dalam hal ini Polri dan Kementerian Perhubungan, mencanangkan zero accident. Tak bisa lagi dibenarkan, jika pada tahun 2014 ini banyak pemudik yang mati sia-sia karena ketidaktegasan pemerintah.

Oleh karenanya, sebagai warga negara, saya mohon kepada Bapak-bapak di jajaran pemerintahan untuk menertibkan para pemudik motor. Pemerintah harus berani melarang orang-orang yang pulang kampung menggunakan sepeda motor. Sudah semestinya pemerintah segera mengeluarkan regulasi yang mengatur jarak penggunaan sepeda motor. Regulasi ini tentunya bermuara kepada pelarangan mudik menggunakan sepeda motor.

Namun jika sekiranya pembuatan regulasi itu memakan waktu cukup lama, sudah seharusnyalah pemerintah (dalam hal ini kepolisian) berani menilang para pengendara motor yang membawa penumpang lebih dari dua orang, serta membawa barang-barang yang diluar kapasitas kendaraan. Ini jelas, sudah ada peraturannya. Tinggal penegakannya saja yang konsekuen. Polisi harus berani menyuruh balik para pengendara motor yang tidak mengindahkan ketentuan-ketentuan yang berlaku. Kalau perlu mengandangi sepeda motornya. Jangan mau terbujuk rayu oleh lembaran Rp 50.000 atau Rp 100.000, demi untuk menyelamatkan anak bangsa.

Agar operasi zero accident ini berjalan lancar, kepolisian di daerah-daerah juga harus rajin melakukan razia sepanjang musim mudik Lebaran. Yakni dengan cara memeriksa setiap motor yang ber-plat bukan dari wilayah tersebut. Untuk membedakannya dengan motor-motor yang dibawa menggunakan kereta api atau kapal laut, kepolisian harus menstikeri motor-motor yang masuk menggunakan dua moda transportasi tersebut. Hal ini bertujuan, agar razia bisa berjalan efektif.

Contoh, jika kepolisian daerah Cirebon atau Banyumas menemukan motor-motor ber-plat B yang tidak mengenakan stiker, maka harus segera ditindak. Artinya, motor tesebut masuk ke wilayah Cirebon atau Banyumas lewat jalan darat. Meski operasi ini mengganggu kenyamanan masyarakat serta menambah kesibukan pihak kepolisian, saya rasa hal ini harus dilakukan. Mengingat tingginya angka kecelakaan pemudik motor sepanjang masa Lebaran.

Perbaikan Kualitas Jalan Raya

Satu lagi faktor utama banyaknya kecelakaan selama masa mudik Lebaran adalah buruknya kualitas jalan raya. Di ruas Pantura misalnya, beberapa titik jalan masih terlihat bolong. Terutama pada ruas antara Cikampek dan Palimanan. Adapula jalan yang retak-retak, menganga cukup lebar. Hal ini cukup menjengkelkan bagi banyak pengendara. Selain laju kendaraan harus diperlambat, ini juga menyebabkan body kendaraan jadi cepat rusak. Disamping itu, jalan yang tak beraspal – hanya beton saja, mempercepat terjadinya erosi pada permukaan ban. Dan ketika hujan turun, jalanan akan menjadi licin.

Kualitas jalan yang kurang bagus, diperparah oleh minimnya rambu-rambu lalu lintas. Garis pembatas antar jalur, hanya ada di dalam kota. Setelah melewati batas kota, tidak ada lagi garis pemisah antara jalur yang berlawanan arah. Di jalan-jalan yang berkelok, sedikit sekali kaca cembung yang bisa membantu pengendara melihat kendaraan dari lawan arah. Akibatnya banyak kendaraan yang tertabrak atau jatuh ke jurang. Kurangnya lampu penerangan, juga menjadi faktor banyaknya kasus kecelakaan lalu lintas selama masa mudik lebaran. Jalanan yang gelap, ditambah kondisi pengendara yang sudah tak lagi fit, mengakibatkan rawan terjadi kecelakaan.

Menjelang masa mudik lebaran tahun ini, sudah semestinyalah Kementerian Perhubungan, Kementerian Pekerjaan Umum, bersama Kepolisian, memperhatikan kualitas jalan raya beserta rambu-rambunya. Untuk mengejar target zero accident, pada masa awal Ramadhan inilah semua kelayakan lalu lintas harus dievaluasi. Sebab jika saja pemerintah lalai, maka masyarakat yang menjadi korban berhak untuk menuntut ganti rugi apabila terjadi kecelakaan. Korban, bisa saja menggugat pemerintah karena keteledoran dan ketidakbecusan mereka dalam bekerja.

Penyediaan Angkutan Mudik Gratis

Rencana Kementerian Perhubungan menyediakan angkutan mudik gratis pada musim Lebaran 2014 ini, patut diacungi jempol. Selain terasanya peran negara dalam mengatur persoalan mudik, cara ini juga merupakan langkah yang tepat untuk mencapai zero accident. Dalam keterangan persnya, yang dikutip oleh beberapa media online, Menteri Perhubungan E.E. Mangindaan akan menyediakan moda transportasi yang mampu menampung sekitar 16.650 sepeda motor serta 33.300 orang. Angkutan tersebut nantinya akan melayani rute kota-kota di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Lampung.

Disamping kesediaan pemerintah menyiapkan angkutan mudik gratis, pemerintah juga bisa mendorong pihak swasta untuk menyediakan angkutan mudik gratis bagi para karyawannya. Sebagai kompensasi, pemerintah bisa memberikan insentif berupa kemudahan usaha bagi perusahaan-perusahaan yang mau membantu pemerintah dalam menangani persoalan mudik Lebaran ini. Selama ini, hanya segelintir perusahaan yang sudah menyediakan bus mudik gratis. Diantaranya adalah PT Sido Muncul, yang menggratiskan sekitar 20 ribu penjual jamu di seantero Jabodetabek untuk pulang bersama.

Semoga pada musim mudik Lebaran tahun ini, target zero accident benar-benar terwujud. Sehingga nantinya tak ada lagi berita kecelakaan lalu lintas yang merenggut banyak korban jiwa. Dan kepada seluruh komponen masyarakat, dihimbau untuk selalu mengawal dan mengawasi kerja pemerintah dalam mencapai angka nol kecelakaan.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun