Menilik dari segi historisnya, sebenarnya tahlilan itu merupakan suatu usaha islamisasi yang dilakukan oleh para ulama di tanah Jawa. Mereka mengakulturasikan unsur Islam tanpa menghilangkan budaya yang sudah ada di masyarakat Jawa pada masa itu seperti memperingati hari kematian ke-3, ke-7, ke-40, ke-100, dan ke-1000. Masyarakat Jawa biasanya memperingati hari tersebut dengan berkumpul dan begadang bahkan tak jarang mereka juga berjudi dan melakukan perbuatan munkar yang lainnya. Maka dari itu, para ulama berusaha untuk meluruskan tradisi yang munkar tersebut dengan mengajak mereka untuk membaca kalimat-kalimat thayyibah, wirid, dan doa-doa di hari-hari tersebut.Â
KEMBALI KE ARTIKEL