Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

Peraturan, Takut Ketika Dilihat...

10 Maret 2014   16:36 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:05 29 1

Suasana jalanan di kota kami yang masih tergolong kota kecil yang sedang berkembang, memang belum bisa dikatakan ramai. Intensitas laju kendaraan tidak serumit di kota-kota besar. Jadi, jika harus keluar jalan-jalan sore atau sekedar untuk menghirup udara pagi dengan sang kekasih, suasana kota kami sangat mendukung. Tapi dalam ketidakrumitannya itu, tahukah anda bahwa kota kami pernah masuk dalam nominasi daerah yang rasio luas daerah dan jumlah kendaraan bermotornya sangat timpang. Satu sisi kota kami tidak luas, di sisi lain laju pembelian kendaraan bermotor sangat tidak terbendung. Jangan bayangkan bahwa kota kami adalah kota yang miskin. Tidak sama sekali. Disini setiap sepeda motor dan mobil keluaran baru selalu diburu, tidak pernah tertinggal. Disini seakan tidak ada masalah dengan ekonomi. Masyarakat yang mengaku miskin pun bisa sampai menyicil motor keluaran terbaru, tiga unit sekaligus. Disini masyarakat pemilik lahan pertanian bisa membeli mobil dan naik haji dalam sekali masa panen. Jika hasil panen sedang surut, mereka berani untuk meminjam di bank dalam jumlah ratusan juta. Akhirnya bisa ditebak dampak yang terjadi selanjutnya. Sifat konsumtif merajalela, kadang kultur budaya lokal dan kesiapan menerima gaya hedonis sudah menjadi kenyataan yang kontras. Konsumtif, salah satunya dalam membeli kendaraan bermotor. Kini rasanya balita saja sudah dibelikan oleh orang tuanya sepeda motor untuk dipakai ke PAUD, saking parahnya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun