Tahun 2014 memang merupakan tahun pesta politik di negara kita yang berdemokrasi. Tahun ini akan terpilih wakil-wakil rakyat (dewan) mengisi kursi-kursi yang berjejer rapi di senayan. Tahun ini pula akan terpilih seorang pemimpin tertinggi negeri.  Hiruk-pikuk suara kampanye, deru kendaraan bermotor, hingga silaturahmi para calon seakan saling bersahut menciptakan harmoni yang tidak enak di telinga dan mata. Indonesia mendadak ramai oleh suara-suara yang tak biasa, wajah yang tak biasa, pun kelakuan yang tak biasa. Setiap calon yang ‘bernafsu’ ingin menduduki kursi politik disibukkan sedemikian rupa memoles muka dan mempercantik laku di depan media, hingga tidak sadar akan apa yang sedang dikejar dan apa yang sedang menanti di depan.