5 Juli 2014. Saya duduk di aula sekolah baru saya, tepatnya Sekolah Menengah Atas, bersama ratusan siswa baru. Yang berdiri di depan saya adalah kakak-kakak senior yang berstatus sebagai pengurus OSIS. Ada yang kelas 12, ada juga yang kelas 11. Saat itu, entah kenapa jantung saya berdetak kencang. Bukan, bukan karena saya jatuh cinta kepada kakak-kakak itu. Tapi karena saya tahu yang di depan saya adalah senior. Langsung terbayang di benak tentang berita-berita tentang tewasnya junior di tangan seniornya. Tiba-tiba, ketua OSIS yang berdiri di depan pun berkata :