Pemain ini memiliki postur yang semampai namun dengan skill individu yang bagus, jeli melihat peluang dan melakukan tendangan-tendangan tak terduga dari posisi dan arah yang unik ke arah gawang lawan. Dalam usianya yang masih muda dia telah mencetak tiga gol untuk Indonesia. Walaupun masih sedikit, tetapi bakatnya terlihat bagus dan di masa depan tampaknya memiliki prospek yang cerah untuk menjadi striker hebat.
Figur Rafael Struick mengingatkan kita pada  dua orang striker Belanda pendahulunya yang sangat sukses di masanya yaitu Marco Van Basten dan Robin Van Persie. Kedua pemain top ini juga memiliki postur biasa, tetapi memiliki ketajaman visi yang bagus saat berada di lapangan.
Tulisan singkat ini akan membahas potensi Rafael yang saat ini berusia 22 tahun dan membandingkannya dengan kehebatan yang dimiliki oleh Van Basten dan Van Persie, serta bagaimana Rafael dapat mencapai sukses seperti para legenda tersebut?
Paling tidak, ada empat aspek kehebatan Van Basten dan Van Persie yang bisa kita ulas. Apakah Rafael memilikinya dan mampu membangun lebih jauh keempat skill ini?
1. Kemampuan mencetak gol yang brilian
Seperti Van Basten dan Van Persie, Rafael telah menunjukkan bahwa ia memiliki kemampuan untuk mencetak gol dengan berbagai cara, baik melalui tendangan spektakuler dari jarak jauh, maupun dengan kecepatan dan ketepatan dalam menuntaskan peluang di depan gawang lawan.
2. Visi dan insting yang tajam
Rafael juga sudah menunjukkan bahwa ia memiliki ketajaman visi seperti yang dimiliki oleh Van Basten dan Van Persie. Mampu membaca permainan dengan cepat, mengantisipasi gerakan lawan, dan menemukan celah di pertahanan lawan akan membuatnya menjadi ancaman yang lebih besar di lapangan.
3. Kreativitas dalam permainan
Van Basten dan Van Persie dikenal karena kreativitas mereka dalam menciptakan peluang gol, baik melalui dribel individual maupun dengan memberikan assist kepada rekan satu tim. Rafael adalah team player, namun tampaknya ia perlu lebih mengasah kreativitasnya dalam menciptakan peluang gol tidak hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk rekan-rekan timnya.
4. Ketangguhan mental dan kepercayaan diri
Seperti halnya Van Basten dan Van Persie, Rafael juga telah memperlihatkan potensi besar dalam aspek ketangguhan mental dan kepercayaan diri. Kemampuan untuk tetap tenang dan fokus di bawah tekanan serta percaya diri dalam mengambil keputusan di lapangan akan membantunya menjadi pemain yang baik.
Mengacu pada beberapa pertandingan yang telah dijalani Rafael dengan Tim Nasional Indonesia, keempat hal penting itu terlihat ada pada dirinya. Walaupun perjalanan karirnya masih panjang, namun kita bisa berharap banyak bahwa Rafael bisa berkembang pesat di bawah pelatih brilian sekelas Shin Tae Yong yang memiliki kejelian dalam membentuk pemain junior menjadi bersinar sesuai potensinya.
Bagi yang belum mengenal banyak tentang dua legenda Belanda Marco Van Basten dan Robin Van Persie, berikut informasi singkat tentang karir cemerlang mereka di kancah internasional.
Marco van Basten
Marco van Basten adalah seorang legenda sepakbola Belanda yang lahir pada 31 Oktober 1964 di Utrecht, Belanda. Dia dikenal sebagai salah satu striker terbaik sepanjang masa. Van Basten memulai karir profesionalnya di Ajax Amsterdam pada tahun 1981 dan kemudian pindah ke AC Milan pada tahun 1987.
Selama masa bermainnya di AC Milan, Van Basten mencatat prestasi yang luar biasa. Dia membantu klub itu meraih tiga gelar Serie A, dua Liga Champions UEFA, dan dua Piala Super UEFA. Van Basten juga memenangkan tiga Ballon d'Or, yaitu penghargaan individu tertinggi dalam sepakbola dunia, pada tahun 1988, 1989, dan 1992.
Namun, karier Van Basten dihentikan secara prematur karena cedera lutut yang parah. Dia terpaksa pensiun dari sepakbola pada usia 28 tahun pada tahun 1995. Meskipun karirnya singkat, Van Basten dianggap sebagai salah satu striker terhebat dalam sejarah sepakbola, dikenal karena kemampuannya mencetak gol spektakuler dan kreativitasnya dalam bermain.
Robin van Persie
Pemain ini adalah pesepakbola Belanda yang lahir pada 6 Agustus 1983 di Rotterdam, Belanda. Dia dikenal sebagai salah satu striker paling berbakat pada masanya. Van Persie memulai karir profesionalnya di Feyenoord pada tahun 2001 sebelum pindah ke klub-klub seperti Arsenal, Manchester United, dan akhirnya kembali ke Feyenoord sebelum pensiun.
Selama kariernya, Van Persie memenangkan sejumlah gelar dan penghargaan. Di Arsenal, dia menjadi kapten tim dan membantu klub itu meraih Piala FA pada tahun 2005. Pada tahun 2012, Van Persie pindah ke Manchester United, di mana dia menjadi salah satu pemain kunci dalam memenangkan gelar Liga Premier Inggris pada musim pertamanya dengan klub tersebut.
Van Persie juga sukses secara individual, memenangkan Golden Boot Liga Premier sebagai pencetak gol terbanyak pada musim 2011-2012 dan 2012-2013. Dia juga menerima penghargaan PFA Player of the Year pada tahun 2012.
Di level internasional, Van Persie membela tim nasional Belanda dan menjadi kaptennya. Dia bermain dalam tiga Piala Dunia FIFA dan dua Piala Eropa UEFA untuk Belanda. Van Persie juga merupakan pencetak gol terbanyak sepanjang masa untuk tim nasional Belanda, dengan 50 gol dalam 102 penampilan. Meskipun karirnya terganggu oleh cedera, Van Persie tetap dianggap sebagai salah satu striker terbaik dalam sejarah sepakbola Belanda.