Mohon tunggu...
KOMENTAR
Nature

Tantangan, Prospek, dan Peran Agronomi Indonesia sebagai Presidensi KTT G-20 Dalam Mengatasi Krisis Pangan Global

24 Desember 2022   05:17 Diperbarui: 24 Desember 2022   05:37 241 0
G20 adalah forum kerja sama multilateral yang terdiri dari 19 negara utama dan Uni Eropa (EU). G20 merepresentasikan lebih dari 60% populasi bumi, 75% perdagangan global, dan 80% PDB dunia. Anggota G20 terdiri dari Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brasil, India, Indonesia, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Meksiko, Republik Korea, Rusia, Perancis, Tiongkok, Turki, dan Uni Eropa. Berbeda dari kebanyakan forum multilateral, G20 tidak memiliki sekretariat tetap. Fungsi presidensi dipegang oleh salah satu negara anggota, yang berganti setiap tahun. Sebagaimana ditetapkan pada Riyadh Summit 2020, Indonesia memegang presidensi G20 pada 2022, dengan serah terima yang dilakukan pada akhir KTT Roma. Tema Presidensi G20 Indonesia 2022 yaitu "Recover Together, Recover Stronger". Melalui tema tersebut, Indonesia ingin mengajak seluruh dunia untuk bahu-membahu, saling mendukung untuk pulih bersama serta tumbuh lebih kuat dan berkelanjutan.

Forum G20 turut andil dalam mencari solusi untuk mengatasi ancaman krisis pangan. Isu ketahanan pangan sempat menjadi sorotan dalam diskusi G20 pada tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun ini saat Indonesia memegang presidensi, pembahasan seputar isu tersebut kian menguat. Jumlah penduduk dunia yang menghadapi krisis pangan meningkat lebih dari dua kali lipat sejak pandemi Covid-19; dari semula 135 juta orang menjadi 345 juta orang. Pernyataan tersebut dikeluarkan World Food Programme (WFP), sebuah organisasi kemanusiaan terbesar di dunia di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). WFP fokus menangani kelaparan penduduk dunia dan meningkatkan ketahanan pangan. Dengan adanya konflik geopolitik Rusia-Ukraina dan pembatasan ekspor, pasokan pangan semakin terganggu. Gangguan tersebut mendorong harga pangan ke level tertinggi. Harga pangan dunia merangkak naik hampir 13% pada Maret 2022. Kemungkinan terus naik bahkan berpotensi menyentuh 20% pada akhir tahun ini. Jika tak ada upaya mencari solusi, situasi ekonomi dunia pada akhir 2022 bisa jadi akan lebih buruk daripada akhir 2021.

Pemerintah indonesia terus mendukung dan mendorong ketahanan pangan nasional dengan tetap memperhatikan kesejahteraan petani dalam menjaga stabilitas harga di tingkat konsumen. Hal tersebut dilakukan karena sektor pertanian berperan penting dalam ketahanan pangan, utamanya melalui ketersediaan, keterjangkauan, keamanan dan kualitas pangan. Momentum presidensi G20 mendorong peningkatan sektor pertanian melalui pertukaran teknologi serta kerja sama penelitian dan transaksi perdagangan. Pertukaran teknologi dalam sektor pertanian perlu dilakukan melalui employee exchange antar negara G20 dan kerja sama penelitian. Selain itu, kerja sama transaksi perdagangan juga dilakukan dengan mempermudah izin ekspor baik untuk UMKM maupun produk pertanian sebagai gateway dan kerja sama  bilateral yang dapat memfasilitasi berbagai keringanan fiskal.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun