Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

Fenomena Popularitas Jokowi

8 April 2015   22:41 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:21 876 0


A.Gerakan Rakyat di MEDIA SOSIAL Pendukung Jokowi

Media sosial kini telah menjadi alat bagi hampir seluruh gerakan politik dunia, termasuk di Indonesia.Meluasnya jangkauan internet hingga ke berbagai belahan dunia telah menjadikan media sosial alatkekuatan rakyat untuk melakukan perubahan. Kicauan ribuan pengguna media sosial dengan tagar (hashtag) #SaveAhok, beberapa saat setelah WakilGubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama itu menyatakan keluar dari Partai Gerakan Indonesia Raya atau Gerindra, meramaikan dunia maya belum lama ini. Basuki yang akrab dipanggil Ahok kecewaGerindra mendukung Rancangan Undang-Undang Pemilihan Kepala Daerah (RUU Pilkada). Namun,petinggi Gerindra dan partai politik (parpol) pendukung Koalisi Merah Putih menghujat Basuki. Pada saatitulah, ribuan pengguna media sosial Twitter berkicau mendukung langkah Basuki dan menilai keputusannya merupakan keputusan berani dan tepat.Sebelumnya, dalam masa pemilihan presiden, ribuan pengguna Twitter juga membuat tagar #SaveRRI, memberikan dukungan kepada Radio Republik Indonesia. Dukungan itu berawal ketika Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq, yang juga politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS), berencana memanggilmanajemen RRI dan mencurigai RRI tidak netral, karena hasil hitung cepat RRI mengunggulkan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Rencana DPR memanggil manajemen RRI dikecam habis-habisan oleh ribuan pengguna media sosial. Dalam pemilihan legislatif sebelumnya, RRI sudah melakukan hitung cepat dan hasilnya mendekati presisi. Dukungan rakyat terhadap RRI melalui media sosial membuatDPR mengurungkan niat mereka ”mengadili” manajemen RRI.Gerakan # PRITA #SaveAhok dan #SaveRRI #Save KPKdi Twitter hanya salah satu contoh, betapa media sosial menjadi alat bagi rakyatuntuk melakukan perubahan. Betapa dahsyatnya kekuatan media sosial. Suara pengguna media sosial bermaknasebagai suara rakyat. Media sosial juga alat yang ampuh untuk mengumpulkan massa. Dan itu terbukti dalam ”Konser DuaJari” di Gelora Bung Karno, Jakarta, 5 Juli lalu. Meski persiapannya mepet, acara itu dihadiri lebih dari100.000 orang berkat peranan media sosial. Mereka berbondong-bondong datang tanpa dibayar.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun