KESIAPAN THAILAND DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN
Dalam rangka menjaga stabilitas politik dan keamanan regional ASEAN, meningkatkan daya saing kawasan secara keseluruhan di pasar dunia, dan mendorong pertumbuhan ekonomi, mengurangi kemiskinan serta meningkatkan standar hidup penduduk Negara Anggota ASEAN, seluruh Negara Anggota ASEAN sepakat untuk segera mewujudkan integrasi ekonomi yang lebih nyata dan berguna yaitu Masyarakat Ekonomi ASEAN atau ASEAN Economy Community (AEC). AEC adalah bentuk Integrasi Ekonomi ASEAN yang direncanakan akan tercapai pada tahun 2015.
Begitulah sekelumit tentang Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau ASEAN ECONOMY COMMUNITY yang akan terjadi pada Desember 2015.
Saya cukup beruntung, pada tahun ini dapat berkunjung ke Thailand. Melihat bagaimana kesiapan Thailand dalam menghadapi MEA. Melihat seberapa serius mereka mempersiapkan segala sesuatunya untuk MEA. Tapi dalam artikel ini saya hanya membahas dalam bidang pendidikan saja. Ini karena project yang saya kerjakan di bidang pendidikan yaitu dengan mengajar basic english di sekolah dasar di Thailand.
Disini saya mendatangi dan melihat sekolah - sekolah di Thailand. Saya cukup takjub dengan suasananya. Yang paling pertama adalah di setiap sekolah terpasang dengan jelas profil dan bendera 10 Negara ASEAN, baik berupa banner maupun papan besi yang di tempel di dinding - dinding sekolah. Kedua, hampir di setiap sekolah terpasang koneksi Wifi untuk menunjang para guru dalam kegiatan belajar mengajar ataupun untuk keperluan pengisian administrasi sekolah secara online. Ketiga, sarana penunjang seperti komputer di ruang direktur sekolah dan laboratorium komputer sudah mulai dilengkapi meski belum penuh seratus persen.
KRONOLOGIS KEGIATAN SEHARI - HARI DI SEKOLAH DASAR THAILAND
Meski yang saya tuliskan pada bagian kali ini tidak terlalu bersangkut paut dengan MEA, tapi disini saya akan menjelaskan tentang aktivitas rutin yang setiap harinya dilakukan di Sekolah Dasar Thailand.
Pukul 07:00 - 08:00 -> Seluruh warga sekolah baik itu para murid maupun para guru bekerja bakti membersihkan sekolah. Para guru disibukkan dengan aktivitas membuka setiap pintu dan jendela - jendela yang terkunci. Setelah itu, bersama para murid membersihkan kelas dan halaman sekolah bersama - sama sampai waktu upacara tiba pukul 08:00 . Hanya seorang direktur sekolah saja yang tidak ikut serta dalam kegiatan ini, karena memang para direktur sekolah datang mulai pukul 08:00.
08.00 - 08:30 -> Krriiiing !!! Bel tanda dimulainya upacara sudah berdering. Murid - murid kelas 5 - 6 terlihat sibuk mengambil peralatan marching band-Nya untuk dibawa ke lapangan upacara. Sementara murid kelas 1 - 4 sudah berada di lapangan terlebih dahulu. Setiap harinya secara bergiliran 2 orang anak dari kelas 3 dan 4 bertugas untuk menaikkan bendera ke posisi tertinggi di tiang bendera. Sementara murid - murid yang memegang peralatan marching band memainkan alat musiknya masing. Lagu yang mereka mainkan adalah lagu kebangsaan Thailand. Durasinya tidak lama hanya kurang dari 1 menit 10 detik. Setelah itu, para murid berbaris rapat untuk berdoa sesuai dengan ajaran buddha,kemudian bertegur sapa “Hanma Sawatdee krap/kha kepada para murid lainnya di lapangan. Dan terakhir berbaris rapat mendengarkan para guru menyampaikan nasihatnya kepada para murid.
Catatan : Upacara dilakukan setiap hari Senin-Jumat di sekolah.
08:30 - 09:00 -> Setiap hari Senin, selesai upacara anak - anak melakukan prosesi meditasi (menenangkan diri) dengan duduk bersila,memejamkan mata,dan menempatkan jari - jari tangan diatas lutut. Anak - anak melakukan meditasi diiringi musik instrumen yang menyejukkan hati. Dan kegiatan ini diawasi oleh para guru.
Setiap hari Jumat, seluruh anak - anak dikumpulkan dalam satu ruangan dimana disana terdapat patung buddha. Anak - anak diajarkan guru untuk berdoa disana.
Catatan : Selasa-Rabu-Kamis tidak ada aktivitas khusus setelah upacara.
09:00 - 11:30 -> Aktivitas belajar mengajar dimulai. Para guru memasuki ruang kelas masing - masing. Saya mengamati cara guru - guru di sekolah saya mengajar dan saya berkesimpulan bahwa cara mengajar mereka masih terlihat monoton sehingga para murid terlihat kurang aktif dan kurang antusias untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar.
Catatan : Ini hanya pendapat saya untuk satu sekolah saja. Tidak untuk seluruh sekolah di Thailand.
11:30 - 12:30 -> Kriiiiiiing !!! Waktu istirahat tiba. Para murid bergegas menuju ruang kantin. Ruang kantin di sekolah Thailand sangat berbeda dengan sekolah di Indonesia. Tidak ada pedagang kantin berjualan beraneka macam jajanan, hanya ada satu orang pedagang kantin saja di sekolah. Menu yang di jual adalah hanya daging babi,ayam,dan sapi juga es kelapa. Sementara penjaga kantin membuat hidangan nasi beserta lauk pauknya kepada para murid. Para murid makan dan minum di kursi dan meja yang memanjang, sedang para guru makan dan minum di meja yang melingkar. Prosesi seperti ini menurut saya penting dan bermakna. Para murid dapat berinteraksi dengan murid lainnya dan juga para guru di kantin. Rasa kekeluargaan inilah yang berusaha dipupuk di sebuah ruang kantin sekolah. Selesai makan, masih ada waktu sekitar 10 - 20 menit untuk para murid bermain. Ada murid yang bermain sepakbola, ada murid yang bermain berbagai macam jenis permainan, dan ada pula murid yang hanya sekedar berbincang - bincang dengan murid lainnya.
12:30 - 13:00 -> Kriiiiiing !!! Waktu istirahat usai. Para murid berlari menuju ruang kelasnya masing - masing untuk mencari gelas kecil,sikat gigi,dan pasta gigi. Begitu mendapatkannya seluruh murid berbaris menyamping di luar ruangan kelas. Bersama - sama mereka menggosok gigi mereka. Saya takjub dengan kebiasaan ini. Bahwa menggosok gigi setelah makan bukan sekedar teori. Namun sudah di praktekan nyata di sekolah.
13:00 - 14:15 -> Kegiatan belajar mengajar kembali dilakukan. Saya bersama seorang guru di sekolah mengajarkan basic englishkepada para murid. Disini saya berusaha sekuat tenaga agar para murid bisa aktif dalam belajar di kelas. Meskipun pada akhirnya tidak semua murid dapat mengikuti pelajaran secara aktif. Karena, pelajaran basic english adalah pelajaran yang sukar untuk dicerna oleh para murid.
14:15 - 14:45 -> Waktu jeda 30 menit adalah permintaan saya sendiri kepada direktur sekolah. Pada waktu ini para murid dapat meminum susu bantal yang sudah disediakan pihak sekolah secara cuma - cuma. Setiap hari antara pukul 10:00 - 11:00 ada sebuah mobil box yang datang ke sekolah untuk mengantarkan susu - susu ini ke sekolah. Dari fenomena ini saya menangkap bahwa pemerintah Thailand memiliki perhatian yang baik tentang kecukupan gizi para murid.
14:45 - 15:30 -> Kegiatan belajar mengajar kembali dilanjutkan.
15:30 - 16:00 -> Kegiatan penutup dimana saya dan para guru di sekolah ini memberikan refleksi kepada para murid tentang apa saja yang dipelajari hari ini. Kemudian, seorang guru memainkan alat musik tradisional kepada para murid dan bernyanyi berbagai macam lagu, baik lagu berbahasa Thailand maupun lagu berbahasa Inggris.
16:00 - 16:15 -> Proses KBM usai. Setiap murid merapikan peralatan sekolahnya dan kemudian bersama guru menutup dan mengunci jendala - jendela dan pintu - pintu ruangan.
Kesimpulan : Pendidikan dasar di Thailand lebih menitikberatkan kemampuan afektif ketimbang kemampuan kognitif.