Perencanaan pendidikan merupakan suatu proses kegiatan untuk mencapai pengalokasian sumber daya pendidikan pada sistem pendidikan secara efisien,adil, dan rasonal.Tugas pokok perencanaan pendidikan adalah menentukankeadaan yang sebaik-baiknya dari hubungan-hubungan internal dan eksternaldalam suatu sistem pendidikan untuk mencapai keseimbangan yang sebaik- baiknya dalam keadaan yang berubah secara dinamis dan mempengaruhi ke arah perubahan yang diinginkan. Dalam rangka pandangan ini maka perencanaan pendidikan menjadi suatu keharusan bagi pembangunan bangsa dan negara.
Perencanaan dalam dunia pendidikan tentu sangat penting untuk dilakukanuntuk mempersiapkan bagaimana sebuah proses pembelajaran yang nantinya akandigunakan dapat sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada di kelas. Perencanaandibuat untuk mempertegas garis untuk menuju tercapainya sebuah tujuan dalam pendidikan.Perencanaan ini sendiri dilakukan oleh berbagai elemen di bidang pendidikan, mulai dari pemerintah khususnya menteri pendidikan dankebudayaan, kemudian pemerintah di setiap daerah, lembaga kependidikan,kepala sekolah, staf guru, staf karyawan sampai pada siswa itu sendiri.
Menentukan kebijakan, prioritas, kebutuhan, biaya dalam proses pendidikan tentu dibutuhkan analisis yang rasional dan sistematik agar dapatmemaksimalkan efisiensi dan efektivitas pencapaian tujuan tersebut. Tidakterlepas dari itu, adanya analisis-analisis menjadi fokus pada perencanaan pendidikan guna mencapai sumber daya pendidikan yang optimal berdasarkan pendeteksian masalah pendidikan yang selanjutnya akan diselesaikan.Â
Analisis-analisis tersebut antara lain: Analisis Kohort, Analisis Efisiensi Penyelenggaraan Pendidikan, dan Analisis dan Diagnosis dalam Perencanaan Pendidikan.
Dalam makalah ini kami hanya membahas mengenai analisis dandiagnosis dalam perencanaan pendidikan karena perencanaan pendidikan harus memiliki pemahaman mengenai sistem pendidikan secara luas dan mendalam serta mengetahui apa yang relevan dan penting unyuk tugasnya sebagai seorang perencana.
Diagnosis merupakan istilah yang diadopsi dari bidang medis dan kedokteran sebagai proses untuk penentuan jenis penyakit dengan cara melihat dari gejala gejala yang muncul. Dalam dunia pendidikan, istilah "diagnosis" merupakan istilah yang relative baru.
         Sesuai dengan pendapat Poerwadarminto yang mengatakan, "Diagnosis berarti penentuan sesuatu penyakit dengan menilik atau memeriksa gejalanya. Istilah ini biasanya digunakan dalam ilmu kedokteran". dLm dunia pendidikan arti "diagnosis" tidak banyak mengalami perubahan, yaitu diartikan sebagai usaha untuk mendeteksi, meneliti sebab-sebab, jenis-jenis, sifat-sifat dari kesulitan belajar murid.
         Diagnosis merupakan istilah teknis (terminology) yang kita adopsi dari bidang medis. Menurut Thorndike dan Hagen, diagnosis dapat diartikan sebagai :
- Upaya atau proses menemukan kelemahan atau penyakit (weakness, disease) apa yang dialami seorang dengan melalui pengujian dan studi yang saksama mengenai gejala-gejalanya (symptons)
- Studi yang saksama terhadap fakta tentang suatu hal untuk menemukan karakteristik atau kesalahan dan sebagainya yang esensial
- Keputusan yang dicapai setelah dilakukan suatu studi yang saksama atas
- gejala-gejala atau fakta tentang suatu hal.
- Dari ketiga pengertian tersebut diatas dapat kita ketahui bahwa di dalam konsep diagnosis, secara implicit telah tersimpul pula konsep prognosisnya.Â
- Dengan demikian, di dalam pekerjaan diagnosis bukan hanya sekedar mengidentifikasi jenis dan karakteristiknya seta latar belakang dari suatu kelemahan tertentu, melainkan juga mengimplikasikan suatu upaya untuk meramalkan atau memprediksikan kemungkinan dan menyarankan tindakan pemecahannya.
      Menurut Harriman, "Diagnosis adalah suatu analisis terhadap kelainan atau salah penyesuaian dari pola gejala-gejalanya". Sama dengan istilah dalam dunia kedokteran, diagnosis merupakan kegiatan untuk menentukan jenis penyakit dengan meneliti gejala-gejalanya. Berdasarkan hal tersebut diagnosis merupakan proses pemeriksaan terhadap hal-hal yang dianggap tidak beres atau bermasalah.
Sedangkan menurut Webster, diagnosis diartikan sebagai proses menentukan hakikat daripada kelainan atau ketidakmampuan dengan ujian dan melalui ujian tersebut dilakukan suatu penelitian yang hati-hati terhadap fakta-fakta untuk menentukan masalahnya.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa diagnosis adalah Upaya menentukan penyakit atau kelemahan yang dialami seseorang melalui pengujian untuk mendapatkan suatu keptusan yang saksama atas gejala-gejala tentang suatu hal.
Teknik-teknik tertentu harus digunakan dalam mendiagnosis kesulitan belajar. Dikenal tiga jenis teknik diagnosis sebagai berikut :
- Diagnosis general dilakukan menggunakan tes komprehensif dan  jenis evaluasi prosedur lainnya. Penggunaan tes standar sangat efisien  untuk mengukur tingkat-tingkat pencapaian. Hasil tes ini berguna bagi  guru dan siswa dalam mengukur kemampuan matematika secara umum  dan daerah mana yang kuat dan mana yang mungkin membutuhkan  pengajaran remedial.
- Diagnosis analitik didesain untuk mengidentifikasi daerah-daerah  pencapaian hasil belajar matematika yang belum dikuasai anak. Tes yang  digunakan adalah tes survey yang meliputi ranah subjek matematika. Tes  ini mempunyai kelemahan karena hanya mendiagnosis segmen sebuah  topic matematika tertentu.
- Tes diagnosis matematika, misalnya dalam operasi bilangan  menyangkut kesalahan-kesalahan berhitung yang mungkin karena anak  kurang mengerti, kesalahan berpola, atau kurang teliti. Untuk  mengidentifikasi kesalahan jenis mana, sebuah soal harus meliputi paling  kurang tiga aitem tes. Selanjutnya tes diagnosis harus mewakili sampel ketrampilam matematika yang luas. Dengan menganalisis pekerjaan anak  dan dengan mewawancara dapat mengalokasika berbagai kesulitan  belajar yang akan mendapatkan remedial.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Dalam kajian dan pemikiran tentang pendidikan, terlebih dahulu perlu di ketahui dua istilah yang hampir sama bentuknya dan sering di pergunakan dalam dunia pendidikan, yaitu pedagogi dan pedagoik. Pedagogi berarti "pendidikan" sedangkan pedagoik artinya "ilmu pendidikan".Â
Kata pedagogos yang pada awalnya berarti pelayanan kemudian berubah menjadi pekerjaan mulia. Karena pengertian pedagogi (dari pedagogos) berarti seorang yang tugasnya membimbing anak di dalam pertumbuhannya ke daerah berdiri sendiri dan bertanggung jawab. Pekerjaan mendidik mencakup banyak hal yaitu : Â segala sesuatu yang berhubungan dengan perkembangan manusia. Mulai dari perkembangan fisik, kesehatan, keterampilan, pikiran, perasaan, kemauan, sosial, sampai pada perkembangan iman.
Dalam pengertian yang sederhana dan umum makna pendidikan sebagai usaha  manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat dan kebudayaan. Pendidikan dan budaya ada bersama dan saling memajukan.
Pendidikan menjadi sangat bertaraf dalam kehidupan bangsa ini sehingga banyak para ahli berusaha menalar dan menyampaikan apa artian pendidikan yang sesungguhnya dalam kehidupan ini. Selain itu, pengertian pendidikan atau definisinya menurut para ahli yaitu :
- Prof. Dr. M.J Langeveld : Pendidikan ialah pemberian bimbingan dan bantuan rohani bagi yang masih memerlukannya.
- Prof. Zaharai Idris : Pendidikan ialah serangkaian kegiatan komunikasi yang bertujuan, antara manusia dewasa dengan si anak didik secara tatap muka atau dengan menggunakan media dalam rangka memberikan bantuan terhadap perkembangan anak seutuhnya.
- H. Horne : Pendidikan adalah proses yang di lakukan terus menerus dari penyesuaian yang lebih tinggi bagi makhluk manusia yang telah berkembang secara fisik dan mental, yang bebas dan sadar kepada tuhan, seperti termanifestasi dalam alam sekitar intelektual, emosional dan kemanusiaan dari manusia.
- Ahmad D. Marimba : Pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terdapat perkembangan jasmani dan rohani terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.
Dapat diartikan bahwa pengertian pendidikan adalah kegiatan untuk saling  berbicara mengenai wawasan yang diketahui guna menambah landasan.didalam  kehidupan. Landasan yang diterapkan dalam kehidupan berguna memperbaiki sistem kehidupan agar lebih tertata dan sesuai landasan agama.
- Unsur-unsur pendidikan terdiri atas beberapa bagian, sebagaimana dijelaskan berikut ini :
- Peserta didik berstatus sebagai subjek didik dalam suatu pendidikan. Peserta didik merupakan seseorang yang memiliki potensi fisik dan psikis, seorang individu yang berkembang serta individu yang membutuhkan bimbingan dan perlakuan manusiawi. Peserta didik juga memiliki kemampuan untuk mandiri. Peserta didik juga tidak memandang usia.
- Pendidik adalah orang yang bertanggungjawab terhadap pelaksanaan pendidikan dengan sasaran peserta didik. Pendidik bisa berasal dari lingkungan pendidikan yang berbeda, misalnya lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Oleh karena itu, seorang pendidik bisa berupa orang tua, guru, pemimpin masyarakat dan lain-lain. Pendidik juga harus memiliki kewibawaan dan kedewesaan, baik rohani maupun jasmani.
- Interaksi edukatif adalah komunikasi timbal balik antara peserta didik  dengan pendidik yang terarah kepada tujuan pendidikan. Pencapaian tujuan pendidikan secara optimal ditempuh melalui proses berkomunikasi intensif dengan manipulasi isi, metode serta alat-alat pendidikan. Ketika pendidik memberi bahan ajar berupa materi pelajaran dan contoh-contoh, diharapkan adanya respon yang baik dari para peserta didik dengan tetap menjunjung sifat saling mengharia satu sama lain.
- Tujuan pendidikan merupakan hal yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran dan tujuan ke arah mana bimbingan ditujukan. Secara umum tujuan pendidikan bersifat abstrak karena memuat nilai-nilai yang sifatnya abstrak. Tujuan demikian bersifat umum, ideal dan kandungannya sangat luas sehingga sulit untuk dilaksanakan di dalam praktek. Sedangkan pendidikan harus berupa tindakan yang ditujukan kepada peserta didik dalam kondisi tertentu, tempat tertentu dan waktu tertentu dengan menggunakan alat tertentu. Tujuan pendidikan juga bertujuan untuk membangkitkan, memicu, dan menyegarkan kembali materi-materi yang telah dibahas agar peserta didik semakin mantap dalam menguasai pelajaran tersebut.
- Materi pendidikan merupakan bahan ajar dalam suatu pendidikan dan merupakan pengaruh yang diberikan dalam bimbingan. Dalam sistem pendidikan persekolahan, materi telah diramu dalam kurikulum yang akan disajikan sebagai sarana pencapaian tujuan. Kurikulum ini menampung materi materi pendidikan secara terstruktur. Materi ini meliputi materi inti maupun muatan lokal.
- Alat dan metode pendidikan adalah segala sesuatu yang dilakukan ataupun diadakan dengan sengaja untuk mencapai tujuan pendidikan. Alat pendidikan merupakan jenisnya sedangkan metode pendidikan melihat efisiensi dan efektifitasnya. Contoh alat pendidikan adalah komputer, sosial media, buku ajar dan alat peraga. Sedangkan metode pendidikan merupakan cara penyampaian materi pendidikan dari pendidik pada peserta didik.
- Lingkungan pendidikan merupakan tempat dimana peristiwa bimbingan atau pendidikan berlangsung. Secara umum lingkungan pendidikan dibagi menjadi tiga yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Ketiganya sering disebut sebagai tri pusat pendidikan.
Jelas tersirat bahwa pendidikan merupakan suatu usaha untuk membentuk manusia yang cerdas dan mempunyai keterampilan. Potensi yang ada pada diri peserta didik akan dikembangkan melalui pendidikan sehingga menciptakan sumber daya manusia yang cerdas dan terampil.Â
Ki Hajar Dewantara (dalam Yanuarti, 2017) menjelaskan bahwa "Pendidikan adalah suatu hal penting dalam tumbuh kembang anak, memberikan segala hal Pendidikan pada anak agar menjadi warga masyarakat yang dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi tingginya". Artinya dengan mengenyam pendidikan maka anak-anak akan dapat tumbuh menjadi anak-anak yang berkualitas dan membanggakan.Â
Manusia unggul akan menentukan status sosialnya dalam kehidupan bermasyarakat. Senada dengan pendapat diatas, Sedarmayanti, 2001:32 (dalam Rabudin, 2018) menjelaskan bahwa melalui pendidikan, seseorang akan mampu mengembangkan daya nalarnya untuk bisa mencari jalan keluar dari setiap masalah yang dihadapinya dalam kehidupan.Â
Selain dari itu, pendidikan adalah proses membentuk sikap dan tingkah laku seseorang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, proses, cara, perbuatan mendidik (Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2002 : 263 dalam Rabudin, 2018).
Berdasarkan dari pengertian yang disampaikan maka pendidikan merupakan  suatu sistem dimana dalam system tersebut memiliki banyak hal yang harus dipahami dan dipersiapkan yang masing masing saling berkaitan satu sama lain. Setiap bagian dalam system pendidikan perlu dikenali agar pendidikan dapat terlaksana secara teratur.Â
Pendidikan yang diharapkan masyarakat tidak hanya membentuk peserta didik yang pintar otak tetapi juga cerdas hati. Peserta didik yang cerdas hati akan mampu menghargai orang lain, menyadari hak dan kewajiban, mampu melindungi diri, keluarga, masyarakat dan negara serta menguasai ilmu dan teknologi untuk bekal dan kelangsungan hidupnya serta tetap menjaga kelestraian lingkungan alam tempat hidupnya.