Demikianlah sikap Nabi kita صلى الله عليه وسلم ketika hendak melangsungkan shalat jamaah. Beliau begitu serius mengatur dan merapikan barisan (shaff) dalam shalat jamaah. Sampai-sampai beliau mengancam bahwa ketidakrapian barisan mereka di dalam shalat akan membawa konsekuensi berupa bercerai-berainya barisan mereka di luar shalat. Disebutkan dalam riwayat lain beliau صلى الله عليه وسلم berkata ketika merapikan barisan shalat: “Demi Allah, kalian luruskan barisan kalian, atau Allah akan membuat perselisihan pada hati-hati kalian!” (HR. Abu Daud no. 662)
Dari dua hadits di atas, para peneliti dari kalangan ulama menetapkan bahwa ada hubungan yang sangat erat antara lahir dan batin seseorang. Sebagaimana keadaan batin seseorang memengaruhi lahirnya, demikian pula lahirnya, bisa memengaruhi batinnya. Jika lahirnya baik, batin pun ikut baik. Sebaliknya, jika lahirnya buruk, batin pun ikut buruk.
Karena itu lahir dan batin seseorang haruslah baik. Tak cukup ia memerhatikan batinnya semata namun melalaikan lahiriahnya. Begitu pula tak cukup baginya memerhatikan lahirnya namun melalaikan batinnya. Lahir dan batin haruslah diperhatikan kedua-duanya...