Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Alunan Perdamaian dan Cinta Melalui Rumpun Bambu

21 Agustus 2012   23:56 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:28 722 17

Walaupun kita semua berbeda-beda, namun dapat menyumbang untuk perdamaian melalui harmoni dan melodi”, untaian kata-kata ini meluncur dengan manisnya dalam dua bahasa yaitu Indonesia dan Inggris dari mulut Kang Yayan Udjo, pewaris dan penerus Saung Angkung Udjo yang ada di kawasan Padasuka, di timur laut kota Bandung.

Seluruh penonton ikut bermain angklung bambu yang dipandu oleh Kang Yayan dan memainkan beberapa lagu seperti “Burung Kakaktua” dan juga “I believe in Angel” .Tentu saja setelah megikuti pelatihan kilat untuk memainkan tangga nada sesuai kode tangan yang diberikan oleh sang konduktor dan maestro angklung tadi. Dan itu adalah acara puncak pada pagelaran Bambu Sore yang diadakan setiap hari pada sekitar pukul 15.30 selama 90 menit itu.

Suasana pedesaan yang tenang dan rimbun menyambut kedatangan kami di Saung Angklung Udjo. Namun suasana cukup ramai sudah terasa bahkan ketika membeli tiket seharga 60 ribu per pengunjung. Harga tiket ini sudah termasuk “welcome drink”, yang dapat diambil dengan tiga pilihan yanitu sebotol air mineral, bandrek hangat, atau es lilin.

Panggung dan teater Saung Udjo ini bentuknya sangat sederhana dan sesuai dengan tema bambu di kawasan ini, maka hampir seluruh bangunan dan dekorasinya pun terbuat dari bambu.Panggung terletak di depan dan agak tinggi dengan barisan alat musik baik berupa angklung, kolintang, dan juga dilengkapi dengan alata musik pelengkap seperti drum, gendang, dan juga gitar.

Sementara tempat duduk penonton dibuat melingkar dan di tengahnya aalah lantai terbuka dimana pertunjukan digelar. .Tepat pukul 15.30, acara dibuka oleh sepasang pembawa acara yang manis yaitu “Teh Ria” dan “Teh Lia”.Karena penontonnya berasal dari seluruh Nusantara dan juga terdapat cukup banyak wisatawan mancanegara, maka keduapembawa acara dengan fasih bercerita dalam Bahasa Indonesia dan Inggris, serta kadang-kadang diselingi gurauan dalam Bahasa SUnda yang jenaka.

Acara dimulai dengan demonstasi wayang golek oleh Ki Dalang selama sekitar 15 menit. Dimainkan beberapa tokoh popular seperti Rahwana, Rama , dan juga beberapa punakawan yang jenaka khas wayang golek .Tentu saja , pada pertunjukan ini, kita hanya dapat menyaksikan demo wayang golek karena pertunjukan wayang golek yang lengkap biasanya memakan waktu semalam suntuk.

Setelah itu, pertunjukan pun dimulai dengan heularan. Semacam pesta tradisional di kampung Sunda, ketika seorang bocah habis dikhitan yang diusung di tandu bambu dan kemudian dihibur oleh teman-temannya dengan tarian dan nyanyian kelililng desa. Hampir seluruh peserta yang tampil adalah anak didik Saung Udjo yang masih di usia sekolah dasar. Namun mereka tampil dengan lugu dan sangat menghibur.

Pertunjukan di Saung Udjo terus berlanjut dengan beberapa acara lagi seperti pertunjukan angklung mini , tari merak, dan juga orkestra yang sangat menawan. Kita dibuat terpesona dengan indahnya lagu-lagu yang dimainkan baik lagu tradisional , lagu-lagu daerah, dan bahkan lagu-lagu internasional.Alunan rumpun bambu juga dapat memainkan komposisi yang sedikit serius seperti lagu-lagu klasik barat yang mendayu-dayu.

Menghadiri, pertunjukan di Saung Udjo, benar-benar menghibur, karena kita pun ikut aktif memainkan angklung, ikut bernyayi, dan bahkan di akhir acara kita juga dapat ikut bermain dan menari bersama seluruh pemain.

Setelah pertunjukan usai, kita juga dapat berbelanja di toko cendramata dan membawa pulang pernak-pernik berupa angklung, wayang golek, T shirt, magnet kulkas, ataupun CD lagu-lagu angklung Udjo yang indah dan merdu.

Kalau anda ingin mencari tempat wisata yang berbeda sewaktu ke Bandung, jangan lupa mampir ke Saung Angklung Udjo!

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun