Namun, aku masih mempermainkan segala yang kau berikan padaku. Aku masih saja membuatmu jauh dari kenyamanan. Masih membuatmu bertanya-tanya.
Maaf manisku, jika diri ini selalu mengabaikan kebaikan juga ketulusanmu. Aku tak tahu harus bagaimana, bahkan aku sendiri pun tak tahu harus berbuat apa agar kau bisa menerima maaf dari ku.
Aku tahu, dengan kata "maaf" saja tidak cukup untuk membayar kebaikanmu selama ini. Tapi, ijinkan aku mengucapnya sekali saja, dan biarkan ia bertarung menuju kata "iya" dari bibirmu.