Aku benci wanita malam yang menyebalkan itu. Terhanyut aku dibuatnya, sampai-sampai kuliahku terbengkalai. Seperti predator, ia membuat pikiranku bertualang kemana-mana dan tak tahu arah. Kebencian ini makin menggila ketika ia menyambut pagiku dengan senyumnya yang terlihat dari mata besar itu, “udah bangun yaa. Buka matamu dan lihat isi dadaku sayang,” ucapnya sambil menggigit bawah bibirnya yang dibaluti coretan merah tebal.
KEMBALI KE ARTIKEL