Mohon tunggu...
KOMENTAR
Lyfe

Film PK: Di Mana Tuhan?

7 Februari 2015   22:25 Diperbarui: 18 Mei 2016   04:56 262 0

Beberapa hari yang lalu, ayah saya meminta saya untuk menonton sebuah film dari India. Ternyata film itu merupakan film yang dibesut oleh Vidhu Vinod Chopra pula yang berjudul ‘PK’. Sama seperti ‘3 Idiots’, film ini masih mengandalkan Aamir Khan sebagai tokoh utamanya. Sama seperti ‘3 Idiots’ pula, film yang dirilis pada 19 Desember 2014 ini juga ramai diperbincangkan banyak orang. Bukan karena pujiannya, tapi karena kontroversinya. Bagaimana kisahnya?

Sinopsis

Jaggu pun berkenalan dengan Sarfaraz. Mereka senang saling mengenal karena berbahasa yang sama. Namun, saat Sarfaraz mengatakan ia berasal dari Pakistan, Jaggu kehilangan senyumnya. Pada akhirnya mereka pun menjalin hubungan tanpa memandang dari negara mana mereka berasal. Hubungan dengan Sarfaraz ini, diketahui oleh adik Jaggu yang segera memberi tahu (lewat webcam) kedua orang tuanya. Orang tua Jaggu marah anaknya menjalin hubungan dengan orang Islam dari Pakistan. Orang tuanya pun membawa laptopnya ke hadapan Tapasvi-ji (pemuka agama keluarga Jaggu) untuk meminta konsultasi. Tapasvi-ji mengatakan (dalam prediksinya) bahwa Sarfaraz tidak mencintai Jaggu. Sarfaraz yang Islam hanyalah penipu.

Enam bulan kemudian, Jaggu pun pulang ke Delhi. Ia menjadi seorang reporter TV di sana. Ketika sedang menaiki kereta, ia melihat seorang pria (alien dalam pembuka film) memakai helm putih dan banyak kalung berbandul salib, swastika, dan beberapa symbol agama lainnya sedang membagikan selebaran yang mengatakan bahwa ia kehilangan Tuhan. Jaggu pun tertarik dan ingin mewawancarai orang yang memperkenalkan diri dengan nama PK tersebut (singkatan pee-kay, dalam bahasa Hindi berarti mabuk).

Pada momen inilah yang mulai menarik. PK pun masuk ke satu tempat ibadah yang satu ke tempat yang lain. Ia membawa sesembahan ke dalam kuil dan berdoa pada Tuhan. Ia membawa wine. Ia pun sholat. Tujuannya hanya satu: meminta kepada Tuhan agar remotnya kembali.

Suatu hari di tengah keramai banyak orang, ia bertemu dengan orang yang mirip dengan Dewa Syiwa dan meminta remotnya untuk dikembalikan. Tentu saja orang ini terkejut, karena ia hanya seorang pelakon dalam drama yang memainkan peran sebagai Dewa Syiwa bukan dewa sungguhan. PK pun mengejarnya dan sampai ke sebuah seminar yang diceramahi oleh Tapasvi-ji. Tapasvi-ji mengatakan bahwa ia baru saja dari himalaya dan bertemu Tuhan dan memberikannya sebuah benda yang amat keramat. Benda itu tak lain adalah remot milik PK. PK pun langsung naik ke atas panggung dan mencoba meraih benda miliknya. Tapi, Tapasvi-ji langsung memanggil security dan membuang PK. PK pun berpendapat bahwa Tapasvi-ji adalah seorang pemuka agama yang banyak membual.

PK pun bertemu kembali dengan Jaggu dan mulai bercerita dari mana sebenarnya ia berasal. Mampukah PK menemukan Tuhan? Akan jadi lebih baik kalau Anda menonton film ini secara langsung.

Kontroversi

Film ini pun menuai banyak kritik. Banyak pihak yang tersinggung karena film ini memang menyinggung agama. Adegan yang mungkin membuat beberapa pihak tidak terima adalah ketika PK mendatangi Tapasvi-ji dan menanyakan tentang agama apa yang dianut oleh lima orang yang dibawa oleh PK. Kelima orang tersebut memang memakai baju yang identik dengan Hindu, Katolik, Sikh, Jain, dan Islam. Tapi PK menukar pakaian kelima orang tersebut dan tidak sama dengan agama masing-masing. Pesan yang dimaksudkan dalam adegan ini adalah bahwa seorang yang beragama seringkali terjebak pada pakaian yang dipakai. Hal ini tentu dangkal sekali dalam memandang agama yang baru sampai pada pakaian belum sampai ke hati.

Bagian lain yang menjadi kontroversi adalah salah satu cover film yang menayangkan foto Aamir Khan yang nyaris bugil. Ini pun juga menuai banyak kecaman dari berbagai pihak.

Jadi…

Film yang berdurasi 2,5 jam ini cukup menarik untuk ditonton bagi saya. Karena kita akan diajak untuk membuka mata lebih lebar tentang bagaimana sesungguhnya agama mengajarkan kepada kita. Satu hal yang saya tangkap dari film ini adalah bahwa dalam sebuah agama seringkali ada orang yang memanfaatkan kelebihannya dalam ‘mencapai’ Tuhan (dalam hal ini pemuka agama) memanfaatkan kelemahan iman orang lain demi meraup pundi-pundi uang. Hal inilah yang diluruskan dalam film ini bahwa, dalam agama apapun, kita tak perlu pergi ke seorang pemuka agama untuk menuju Tuhan. Tapi kita sendiri juga bisa secara langsung menuju Tuhan.

Jadi, bagaimana menurut Anda? Tertarik untuk menonton? Silahkan saja. Film ini cocok untuk dijadikan referensi.

Jember, 7 Februari 2015

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun