Mengutip jurnal maqashid syariah perspektif pemikiran imam syatibi dalam kitab al-muwafaqat tulisan abdurrahman kasdi dosen dari STAIN kudus, menurut imam syatibi Allah menurunkan syariat (aturan hukum) tiada lain selain untuk mengambil kemaslahatan dan menghindari kerugian. Dengan bahasa yang lebih mudah, aturan-aturan hukum yang Allah tentukan hanyalah untuk kemaslahatan manusia itu sendiri. Inti dari Maqashid syariah menciptakan kebaikan dan menghindarkan keburukan. Sebelum membahas lebih jauh, mari sama-sama kita memahami pengertian Maqashid syariah.
Pengertian Maqashid syariah
Secara bahasa maqashid berasal dari kata "maqshad" yang artinya target atau tujuan. Definisi umum maqashid syariah adalah tujuan atau ketaatan dalam menjalankan hukum-hukum syariat yang memiliki tujuan mulia yaitu demi kemaslahatan umat islam. Sebagai manusia kita harus memiliki prinsip-prinsip maqashid syariah dan benar-benar memahami maksud konsep dari maqashid syariah. Konsep maqashid syariah merupakan salah satu konsep penting yang menjadi pokok bahasan dalam islam yang menegaskan bahwa islam hadir untuk memelihara dan mewujudkan kemaslahatan umat. Dalam jurnal maqashid syariat: Definisi dan Pendapat para Ulama tulisan Paryadi Mahasiswa S3 universitas Islam Negeri Sultan Syarif kasim Riau, Imam Ghazali mendefinisikan maqashid syariat sebagai pengabdian dengan menolak segala bentuk kerugian dan menarik manfaat. Sehingga dikenal dengan kaidah mendapatkan kebaikan dan menolak kerusakan. Nah setelah memahami pengertian dari maqashid syariah kita juga harus memahami bentuk-bentuk dari maqashid syariah.
Bentuk-bentuk Maqashid syariah
Imam Asy-syatibi berpendapat bahwa maqashid syariah memiliki lima bentuk yang dapat mewujudkan kemaslahatan dunia dan akhirat. Adapun bentuk dalam mewujudkannya adalah dengan menjaga agama, menjaga jiwa, menjaga akal, menjaga keturunan, dan menjaga harta. Berikut penjelasannya dari 5 bentuk tersebut.
1.Menjaga agama
Menjaga agama di sini bermakna ketaatan dan ketundukan. Kita sebagai hamba Allah Swt harus menundukkan diri tanpa ada rasa kesombongan dan penyekutuan. Serta mentaati segala perintah Allah Swt dan menjauhi segala larangannya. Dalam islam upaya untuk menjaga agama adalah Jihad (QS. Al-Baqarah: 193) bagi siapa saja yang mencoba untuk memperkeruh keadaan umat. Orang yang tidak menjaga agama maka dia termasuk orang yang murtad dan akan dapat azab dari Allah dengan dimasukkan kedalam neraka dan mendapat siksaan yang sangat pedih (Q.S Al-Baqarah:217)
2.Menjaga jiwa
Menjaga jiwa atau memelihara jiwa dari segala sesuatu yang merusaknya. Kita diharuskan menjaga jiwa seperti memenuhi kebutuhan jasmani berupa makanan untuk mempertahankan hidup dan kebutuhan rohani berzikir kepada Allah Swt supaya mendapatkan ketenangan. Setiap manusia diberikan kebebasan dan diberi hak untuk melindungi diri dari berbagai macam kejahatan yang dapat melukai diri sendiri. Hukum Qishash pun diberikan kepada orang yang membunuh tanpa hak (Q.S Al-Baqarah: 178-179) selain itu kita juga dilarang untuk melakukan bunuh diri (QS an-Nisa:29)
3.Menjaga akal
Akal merupakan kelebihan yang diberikan Allah Swt kepada manusia dibandingkan dengan makhluk yang lainnya. Akal menjadi pembeda antara manusia dengan makhluk yang lain, artinya akal merupakan pemberian paling berharga dari Allah Swt. Dengan akal manusia dapat mempermudah segala urusannya di dunia. Islam mengajarkan cara memelihara akal adalah dengan cara tidak meminum minuman keras karena dapat menghilangkan kesadaran dan memabukkan (QS-Al-Baqarah: 219)
4.Menjaga keturunan
Menjaga keturunan di sini sangat diperlukan karena kita harus mempunyai penerus kita sebagai khalifah di muka bumi ini sebab manusia adalah makhluk yang dipercaya Allah Swt.menyadari hal itu populasi sangatlah penting dan upaya untuk meningkatkan populasi yaitu dengan pernikahan. Pernikahan salah satu upaya dalam menjaga keturunan (QS Ar-Rum:21) dengan melakukan pernikahan kita semata-mata hanyalah sebagai upaya menjaga amanah dari Allah Swt. Adapun sanksi yang diberikan Allah untuk orang yang bercerai ketika sudah melakukan pernikahan sama dengan memutus tali silaturahmi dan akan mendapatkan azab dari allah dengan ditulikan telinga dan dibutakan matanya (QS Muhammad: 22-23)
5.Menjaga harta
Dalam islam harta memiliki arti sesuatu yang boleh atau dapat dimiliki dan digunakan sesuai dengan kebutuhannya. Islam memberikan hak kepada umatnya untuk senantiasa menjaga hartanya dari ulah-ulah jahil pihak lain. Begitu pedulinya islam terhadap sesuatu yang kita miliki dan memerintahkan kita untuk mempertahankan segala apa yang sudah ada dalam genggaman kita. Upaya dalam memelihara harta adalah dengan cara bekerja dan mencari harta dengan cara yang halal supaya kita dapat membelanjakan hasil jerih payah kita di jalan Allah Swt. Islam melarang kita untuk memperoleh harta dengan cara yang haram seperti menipu, mencuri dan merampok (QS Al-Baqarah: 188).