Seorang pelopor gerakan pragmatisme di Amerika Serikat pada awal abad ke-20 sekaligus ahli semiotika, yaitu C. S. Peirce (1839-1914). Mengemukakan bahwa tanda adalah objek yang akan diinterpretan (proses interpretasi) sehingga menghasilkan tanda lain dan makna tanda itu sendiri. Baginya, tanda itu bisa dipersepsi, tanda akan mengacu pada hal atau objek lain, dan tanda adalah sesuatu yang dapat diinterpretasi. Latar belakang tanda sendiri ada tiga yaitu:
Qualisign (sifat potensial),
sinsign (kenyataan eksternal yang aktual), dan
legisign (aturan umum, tradisi, konvensi, atau kode) (Sulasman dan Gumilar, 2013:179-180).
KEMBALI KE ARTIKEL