Mohon tunggu...
KOMENTAR
Inovasi

Menilai Rating Program Acara Sekarang Lebih Mudah

20 April 2012   18:18 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:21 1190 1
"Memang ya?" Pertanyaan itu mungkin terlintas dalam kepala Anda ketika membaca judul tulisan ini. Dan saya akan menjawab, "Ya. Gampang banget malah." Inilah yang terjadi akhir-akhir ini. Di mana setiap program acara sekarang dapat memperkirakan sendiri bahwa acara mereka itu paling banyak ditonton. Dari mana mereka tahu? Satu jawabannya, TWITTER.

Langsung saja, saya akan menyebut acara yang selalu memberitahukan bahwa acaranya atau yang berkaitan dengan acara itu menjadi trending topic di twitter, yaitu "Radio Show" di TV One dan "Indonesian Idol 2012" di RCTI. Mereka selalu bilang, "Dan band ini atau band itu menjadi trending topic di Indonesia," atau, "Kontestan ini atau itu menjadi trending topic di dunia." Kata-kata yang selalu kita dengar kan? Itu juga kalau kompasianer nonton. Secara tidak langsung, kedua acara itu menasbihkan diri sebagai acara yang paling banyak ditonton oleh masyarakat di Indonesia. Kalau di luar negeri nonton gak tau deh saya.hehe. Yang jelas, tidak heran jika kedua acara itu mampu menjadi trending topic, baik di Indonesia maupun dunia.

Entah kebiasaan atau sudah hal yang menjadi rutinitas biasa, seperti makan, tidur, buang air, dan lain-lain, masyarakat Indonesia tidak bisa lepas dari yang namanya ngetwit. Termasuk saya. Apa yang mereka lihat, mereka utarakan lewat twitter. Mau yang jelek atau bagus, tetap mereka utarakan. Inilah yang saya katakan jika sekarang ini menilai rating sebuah program itu mudah.

Dalam metode yang sering digunakan dalam melakukan penilaian, AC Nielsen (yang selalu menilai rating program-program acara) selalu menggunakan responden. Dan itu dipilih. Lebih lengkapnya bisa dilihat di sini. Dan mereka yang menjadi responden tentu mendapat imbalan dari AC Nielsen karena bantuan mereka.

Tapi, sejak ada media sosial seperti twitter, sepertinya pekerjaan AC Nielsen untuk menilai rating program acara sekarang lebih mudah. Dan tentunya AC Nielsen dapat mengurangi anggaran yang digunakan untuk memberikan imbalan kepada responden mereka. Bagaimana caranya? Pertama, dari banyaknya follower twitter dari twitter program acara itu. Dengan catatan kalau program acara itu ada twitternya. Kalau banyak followernya, berarti tuh acara banyak ditonton atau didengar.

Yang kedua, dari banyaknya orang yang ngetwit acara tersebut. Kita bisa lihat dari apa yang mereka tonton dari twit mereka. Ada dua kemungkinan ketika sebuah program acara menjadi trending topic atau banyak dibicarakan. Pertama, acara itu bagus dan yang kedua acara itu jelek. Tapi itu bukan kapasitas AC Nielsen untuk menilai bagus atau jelek sebuah acara. Mereka hanya menilai acara itu paling banyak ditonton atau tidak. Dan trending topic setidaknya membantu kerja AC Nielsen.

Hanya saja, perlu kerja ekstra dari pegawai AC Nielsen. Mau tidak mau mereka harus memperhatikan twitter. Karena, hitungannya itu per detik. Saya susah untuk buat perbandingannya. Kalau ada yang bisa, mohon dibantu ya.hehe...

Kesimpulannya, AC Nielsen sepertinya masih harus menggunakan metode lama dalam menilai rating sebuah program acara. Twitter hanya sebagai referensi baru, bukan menjadi alat untuk menilai. Capek juga soalnya ngeliat twitter. Dan untuk masyarakat, jadikanlah jempol kalian untuk melahirkan twit-twit yang memang bermanfaat. Jangan hanya ngetwit yang gak jelas. Kalau mau memuji, puji lah sebuah program dengan sangat bijak. Dan kalau mau kritik program acara atau apa lah, kritik lah dengan kritikan yang membangun. Keep Tweet Tweeps!!

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun