untuk tipe letusannya, yang menghasilkan awan panas atau wedus gembel dalam istilah Jawa ataupun nue ardente dalam istilah keilmuan (Voight dkk., 2000).Nue ardente tersebut merupakan bahaya primer yang ditimbulkan akibat letusan Merapi yang terdiri atas unsur gas, bongkah batu dan abu volkanis yang biasanya didahului oleh aliran lava dan
runtuhan kubah lava. Namun demikian, catatan sejarah telah menunjukkan bahwa seringkali letusan Gunungapi Merapi terjadi dengan mekanisme yang berbeda, misalnya tahun 1872 dan tahun 2010 yang terjadi secara eksplosif (Voight dkk., 2000 dan Brotopuspito dkk., 2011).