Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Memangku Rembulan

10 Maret 2014   07:25 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:06 2 0
Begitu indah pena ini menari

Diatas kertas yang tiada bertepi

Tak terdengar suara jerit hati

Hanya sering terucap kesal diri



Berubah perlahan, beringsut kemudian

Selintas ucapan, berlalu ikuti putaran



Inginku berubah, sesal tiada terarah

Seringnya berucap pasrah, sesaat kemudian kembali merebah.



Terasa dingin malam, terucap lisan lalu terdiam

Teringat hari-hari yang begitu kelam

Sorot tatapan tajam, tepiskan mata terpejam



Aku yang dahulu, terasing kan oleh waktu

Hingga dimana aku selalu menunggu

Sedikit banyak habis kan kemudian berlalu

Tak ada yang tahu, hingga ku mampu

Memangku rembulan menjadi satu

(Agustus, 2013)

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun