Namun kebijakan pemerintahan aceh untuk peningkatan perekonomian rakyat melalui perkebunan kelapa sawit kini menuai konflik, Hal ini di karnakan tanaman sawit dapat mengakibatkan kerusakan ekosistem dan keseimbangan alam sehingga banyak mengakibatkan bencana seperti banjir, longsor, dan lain-lain.
Walaupun demikian hal tersebut tidak seburuk yang kita bayangkan. Sebenarnya tanaman kelapa sawit adalah alternatif untuk meningkatkan serta memajukan masyarakat dalam meningkatkan prekonomiannya, hanya saja fenomena yang terjadi saat ini berakibat buruk, hal ini di karnakan banyaknya peggarapan hutan ilegal secara besar-besaran yang terjadi di provinsi aceh. Hutan di binasakan kemudian sawit di kembangkan. apa yang terjadi ketika bayak hutan di ganti dengan tanaman sawit.?
Padahal dalam konferensi perubahan iklim di bali 3-14 desember 2007, mengamanatkan kepada para peserta termasuk indonesia sebagai tuan rumah untuk melindungi kawasan hutan yang tersisa, tetapi ironis, hal tersebut tidak di hiraukan "hutan bukannya malah berkembang tetapi malah berkurang". fenomena yang terjadi adalah banyaknya pembelian tanah ilegal berupa hutan lindung marak terjadi dengan harga kisaran 2,5 - 6 juta / hektar, dan kawasan hutan gambut berkisar antara 6 - 9 juta / hektar.
Kita dapat melihat negara tetangga kita Malaysia berhasil mengembangkan perkebunan kelapa sawit untuk meningkatkan perekonomian bangsa sebagai penghasil cpo terbesar, namun dampak buruk yang terjadi tidak kian parah. hal ini di karnakan meraka lebih jeli dalam upaya pemamfatan lahan yang akan di jadikan pengembangan tanaman kelapa sawit. semua terorganisir dengan baik (tidak sembarangan) dan aman. mungkin kita harus banyak belajar dari negara tetangga kita, agar negara kita yang saat ini negara berkembang dapat menjadi negara maju dari berbagai sektor, begitu juga provinsi Aceh pada saat ini..