Menarik sekali pembahasan fenomena Rok Mini ini, beratus Artikel, Opini telah beredar di Media, terlihatlah perang antara Pemikiran lurus dan pemikiran bengkok, kalo yang lurus sudah jelas nah yang bengkoknya ini macam-macam, ada yang bengkok benar-benar bengkok, ada juga baru belajar bengkok, ada pula yang bengkok sedikit, biasanya yang membuat Artikel atau berfikiran seperti ini adalah ketakutan ditinggalkan teman yang sudah terlanjur bengkok, memang sich pada akhirnya ketika bicara Rok Mini tidak jauh dari urusan lurus dan bengkok.
Semoga Anda sudah membaca Artikel saya yang berjudul “Rok Mini Memperkosa Otak Laki-Laki”, dalam tulisan tersebut saya menayangkan foto demonstrasi para wanita yang “memperjuangkan” Ke-Mini-an mereka, dengan spanduk-spanduk bertuliskan , 'My rok is my right' dan 'Don't tell us how to dress Tell them not to rape'. Dengan demonstrasi inikaum sekuleris Indonesia baik di dunia nyata dan dunia maya jadi ikut berteriak “Woi, Jangan salahkan rok mininya, salahkan otak ngeresnya”. Tentunya Anda sudah ketemu dengan siapa saja yang berfikiran seperti itu di blog yang kita cintai ini, begitu cintanya mereka kepada rok mini karena memang dengan wanita menggunakan rok mini mereka mendapatkan tontonan gratis, memanjakan nafsu birahi mereka, dengan mengkampanyekan Rok mini untuk kaum Perempuan paling tidak mereka akan senang berselancar di dunia maya untuk melihat wanita menggunakan Hotpan, tanktop dan sebagainya, dan anehnya Para wanita senang sekali “dibela” ketika menggunakan rok mini, padahal itu sedang menjerumuskan mereka dalam jurang kebodohan yang nyata.
Ketika saya menulis tentang “Rok Mini Memperkosa Otak Laki-Laki” , Diantara salah satu “pejuang” liberalisme Sekuler bersama teman-temanya bertanya kepada saya dalam komentarnya “Bung Adi merasa diperkosa Otaknya Oleh Rok Mini?” sebuah pertanyaan sederhana untuk menyatakan ketidak setujuannya, sebenarnya jawabaanya Cuma dua saja “Iya atau Tidak”, dan saya yakin jika disurvey yang menjawab Iya itu lebih banyak ketimbang tidak, jikapun jawabannya adalah tidak perlu dimaknai bahwa kata “tidak” tidak selamanya berarti “IYA”. Baik Siapapun dengan artikel yang banyak meminta wanita berpakaian sopan sebuah pertanda bahwa betapa sakitnya laki-laki yang diperkosa oleh Rok Mini ini, siapapun dia pasti “Diperkosa” oleh Rok Mini, Cuma ada dua saja kondisi yang muncul saat diperkosa, yang pertama adalah yang berteriak betapa sakitnya diperkosa, betapa pedihnya jiwa, betapa pusingnyua kepala sehingga meminta para pengguna rok mini untuk berhenti menggunakan rok mini, yang kedua ada yang “menikmati” pemerkosaan itu, mereka berfikir sudah terlanjur diperkosa ya dinikmati aja, sekalian merasakan enaknya. Itulah kondisi yang ada di kelompok liberal, sejatinya mereka diperkosa haknya untuk tidak melihat yang bukan haknya dilihat, tetapi mereka tidak berteriak kesakitan, tetapi ikut merasakan nikmatnya diperkosa.
Apa dibalik agenda demonstrasi memperjuangkan ROK MINI ini? Sebagaimana saya sudah tulis diatas bahwa tidak lain dan tidak bukan kampanye kebebasan tanpa batas bahkan agama menjadi nomor sekian dari kelompok Liberal Sekuler di Indonesia. Mereka seolah-olah ingin mengatakan “Jangan ajari kami bagaimana berpakaian, ajari saja mereka supaya tidak memperkosa”. Di dalam tulisan saya sebelumnya sudah dengan tegas saya katakana bahwa Pemerkosa itu memang Bajingan, Brengsek dan Durjana tapi bukan berarti pakai rok mini jadi sebuah kebenaran. Saya sudah membuat perumpamaannya dengan motor dalam tulisan tersebut. Bagaimana kita munkin ketika motor kita dicuri lalu kemudian kita mengatakan “ Jangan ajari Saya Bagaimana cara menyimpan motor, Tapi ajari mereka supaya tidak mencuri”. Apakah dengan menyalahkan pemilik motor yang menaruh motor sembarang berarti kita membenarnya tindakan si pencuri? Orang yang masih punya otak tahulah jawabannya.
Saya tegaskan lagi bahwa, Kaum Wania harus sudah berfikir seribu kali untuk berpakaian mini dan sexy di tempat yang rawan kejahatan, itu demi keselamatan Anda, terlalu banyak perumpamaan yang sudah diberikan, lalu kalau para wanita membantah ini , apa gunanya peribahasa yang sudah kita pelajari dari SD “Sedia Payung Sebelum Hujan” , peribahasa ini mengajarkan kita untuk berjaga-jaga, berhati-hati, berwaspada dan sebagainya.
Ada sebuah cerita menarik antara Ulama dan Sekuleris tentang “rasa”, inipun masih terkait dengan perumpamaan apakah “ Rok Mini atau Otak Laki-Laki” . Seorang sekuler mengatakan apa salahnya perempuan buka aurat, pamer badan, apa salahnya perempuan menampilkan sensualitasnya, kenapa tidak salahkan saja laki-laki yang selalu berfikir “ngeres” dan “mesum” pada wanita.Kemudian Sang Ulama mengeluarkan jeruk nipis dan memotongnya di hadapan si sekuler. Terlihat bagaimana si sekuler ini menahan liurnya. Si ulama ini bertanya, ”Mengapa kamu tidak bisa menahan air liurmu saat ku potong jeruk ini?” Dia menjawab, ”Sudah menjadi fitrahnya air liur akan berair melihat sesuatu yang masam”. Si Ulama menimpali, ”Begitu pula fitrah pria akan terangsang kalau melihat keseksian di hadapannya. Kalau dipancing terus lama-lama imannya akan goyah juga. Apalagi yang memang tidak beriman.”
Saya tidak menyalahkan Rok Mini sekalipun, sebagaimana seorang Kompasianer Bang Nasrullah membahasnya dalam sebuah tulisan bahwa boleh menggunakan Rok Mini dan Hotpan apalagi tanktop tetapi hanya di depan orang-orang yang mahram (Suami Istri, Bapak dan Anak) dan sebagainya. Prinsipnya Mahrom, halal bersentuhan dan diharamkan untuk menikah.
Insya ALLAH tulisan saya selanjutnya masih seputar Rok Mini. Insya ALLAH.
Semoga bisa membuka mata hati kita dan mata pikiran kita. AMin
Catatan :
Tips Menghindari pemerkosaan di Angkot pada malam hari : Jika Anda ditanya kepada Anda , Mau Kemana Mbak? Jawablah dengan Nada Datar dan Pandangan Kosong : “ Ke Kuburan Bang…
Bandung , 23 September 2011
Ahmad Muhammad Haddad Assyarkhan (Adi Supriadi), Direktur Rabbani Hamas Institute Indonesia, dapat dihubungi 085860616183 / 081809807764 / YM : assyarkhan / FB : adikalbar@gmail.com / Twitter : @assyarkhan / GoogleTalk : adikalbar / Skype : adikalbar / PIN BB : 322235A9