Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

Pro Neo Liberal, Pemerintah Akan Bantai Terus Rakyatnya Sendiri

30 Desember 2011   01:42 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:35 397 5
[caption id="attachment_152700" align="aligncenter" width="630" caption="SBY Diantara Dua Jalan (miaubook.blogspot.com)"][/caption]

Pemerintah Indonesia tidak akan berhenti untuk melakukan kebijakan yang pro neloliberal dengan demikian rakyat akan terus menjadi korban. Apa akar masalah dari kebijakan neoliberal dengan bentuk exploitasi alam Indonesia yang membabi buta ini? jawabanya tidak lain adalah sebuah kalimat yang tertanam kuat di benak seluruh Orang Indonesia dan ini sudah ditanamkan sejak kita masih Taman Kanak-Kanak. Kalimat doktrin yang menurut Saya adalah Racun tersebut INDONESIA NEGERI YANG KAYA RAYA.

Indonesia yang kaya raya inilah meracuni seluruh otak bangsa ini, makanya pada berlomba untuk berkuasa dengan tujuan dapat mengexploitasi kekayaan tersebut untuk kepentingan pribadi dan partai politik masing-masing kelompok.

Kasus Mesuji, Bima dan perampasan tanah-tanah rakyat lainnya serta merusak tatanan pertanian bangsa sendiri adalah sebagian kecil dari contoh bahwa Penguasa Negeri ini semakin rakus untuk dapat memiliki kekayaan tersebut untuk digunakan pada pemilihan umum berikutnya.

Jika kita menilik soal Bima, sudah sejak 2 tahun lalu Rakyat Bima menolak SK No 118 Tahun 2010, bukan saja sekarang seperti heboh di televisi tetapi melainkan sejak SK tersebut dibuat dan disosialisasikan karena memang Mata Pencaharian utama rakyat Bima adalah hasil pertanian. Dikarenakan sudah dirasuki oleh bergepok-gepok uang, Pemerintah Kabupaten Bima sudah kalap dan “buta” dan menulikan telinga mereka atas tuntutan rakyat tersebut.

Awal tahun 2011 tepatnya dibulan Februari telah terjadi dialog antara Pemerintah dan Rakyat setempat dan terjadi pembakaran Camat, peristiwa itu diawali oleh Provokasi kepolisian yang ikut pertemuan tersebut. Selain mimpi yang sudah merusak saraf pemerintah, kondisi pertambangan emas itu pasti akan diteruskan. Mengapa Pemerintah Kabupaten Bima melakukan kekerasan dalam usahanya memuluskan proyek tersebut, menurut saya tidak lebih dari TEKANAN dari Pengusaha yang akan mengelola proyek tambang emas tersebut. Kurang lebih begini, Pengusaha mengatakan “Bagaimana ini Pak Bupati, kami dari Perusahaan tidak mau tahu, yang jelas kami sudah memberikan apa-apa yang diminta Bupati dan jajaran, kami sudah keluar uang banyak ini. jika tidak tidak tuntas juga urusan tuntutan rakyat ini, maka kami tidak akan segan-segan membuka apa-apa yang telah kami lakukan untuk Bapak dan Jajaran bapak ke Media, Kami habis waktu dan biaya menunggu ini”. Kemudian Bupati menjawab “Masyarakat belum mau menerima Pak”. Dijawab kembali dari pihak perusahaan “Itu Urusan Bapak, Bapak mau apa-apa yang sudah kami berikan kami bongkar ke media, tolong di ingat itu Pak”. Akhirnya tidak ada keputusan lain bagi Pemerintah Kabupaten Bima selain “membantai” rakyat bBima untuk menyerah dengan tuntutan mereka.

Saat pembakaran Kantor Camat awal tahun lalu, sudah ada yang dibantai dan sudah ada yang tewas dari masyarakat, sejak itulah Rakyat Bima secara konsisten melakukan aksi damai untuk menghentikan proyek tambang emas tersebut.

Pemerintah Kabupaten Bima tetap pada pendiriannya, berpihak kepada pemodal asing yang membiayai proyek tersebut dengan mengabaikan keinginan rakyat setempat. Tidak ada jalan lain bagi rakyat Bima untuk bersuara kecuali dengan memblokade Pelabuhan Sape agar menjadi perhatian Pemerintah.

Bupati Bima memang benar-benar sudah sudah “tuli” dan “kepala batu” ini justru meminta bantuan kepolisian. Ribuan anggota Brimob, termasuk dari Mataram dan Jakarta, diturunkan untuk menindas rakyat yang sedang menyuarakan hak-haknya. Tiga orang rakyat tak berdosa tewas dan puluhan lainnya tertembak akibat kejadian brutal itu dan beberapa aktivis mahasiswa seperti Adi Supriadi ditangkap dan dipenjarakan.

Beginilah jika Pemerintah kita jika tetap berpihak pada pemodal asing dan neoliberal, akan semakin banyak rakyat yang mati ditangan pemimpinya sendiri, tidak ubahnya seperti Rezim Khadafi.

Bandung, 30 Desember 2011

Ahmad Muhammad Haddad Assyarkhan (Adi Supriadi)

Seorang Writer,Trainer,Public Speaker dan Entertainer. Punya Kakek Seorang Penulis, Ibu Seorang Penulis dan Istri Seorang Penulis. Pernah Menjadi Jurnalis Sekolah, Kampus, dan Radio. Tulisan baru terbit di KayongPost, Pontianakpost, Banjarmasinpost, Tanjungpurapost, Sriwijayapost, Balipost, Acehpost, Kompas, Republika, Sabili dll. Cita-cita ingin menjadi Jurnalis AlJazeera atau CNN dan bisa menulis jurnal di TIME dan Wartawan Washingtonpost. Anda dapat menghubungi via 085860616183 / YM: assyarkhan , adikalbar / FB: adikalbar@gmail.com / Twitter : @assyarkhan / GoogleTalk : adikalbar / Skype: adi.rabbani / PIN BB : 322235A9

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun