Mohon tunggu...
KOMENTAR
Inovasi

Jadilah Sebatang Pohon Mangga

17 Juli 2011   12:28 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:36 710 9

Seorang Penulis di Kampung Kompasiana merasa terganggu dengan tulisan “tetangga”nya. Setiap waktu Penulis ini merasa gelisah dengan tulisan tetangganya ini, karena tulisan tetangganya ini selalu nangkring di Teraktual, dikomentari banyak orang dan tentunya dibaca banyak orang, dia gelisah sepanjang hari dan sepanjang malam, kemudian dia mencoba membaca tulisan-tulisan tetangganya ini dengan mencari kesalahan-kesalahan tetangganya ini, dimulai dari Judul yang tidak tepat menurutnya, tata bahasa yang tidak benar, hingga menghujat tetangganya ini dengan panggilan goblok, tolol, dan sebagainya di kolom komentar, tidak puas dengan itu mengkampanyekan ke semua orang bahwa tetangganya ini menulis hanya copy paste, atau propaganda, dan masih banyak lagi “peluru” yang digunakan untuk “membantai” tetanggannya ini.

Anehnya tetangganya di Kampung Kompasiana ini tidak menggubrisnya sama sekali, dia tetap fokus pada orbitnya, menulis dan menulis, karena prinsipnya, sebenarnya apa yang dibantah mereka bisa dijelaskan, Cuma karena motif mengkritisi tetangganya ini bukan motof memperbaiki melainkan hanya karena iri dengki dijelaskan bagaimanapun tidak akan diterima, bahkan jika dijawab di kolom komentar misalnya, maka tetangganya yang berpenyakit hati ini akan memutar-mutar jawaban dengan memberikan pertanyaan baru kayak anak-anak TK. Jadi prinsipnya dia tidak meladenin.

Suatu ketika ada pertemuan warga kompasiana di Bandung, sang Tetangga yang rajin menulis ini hadir dan sang ketua RT (Admin) pun memberikan sambutan, “Eh, Adi Supriadi, Ohya saya sudah baca tulisan Anda, terus saja menulis, kadang tulisan kita bagus, tapi karena ada yang punya tujuan tertentu di komentarnya banyak yang OOT dan memancing pertengkaran, maka kadang Admin memilih untuk menghapus tulisan itu, tapi prinsipnya terus saja menulis”.

Dari ketua RT (Admin) menjelaskan di dunia maya dan forum seperti kompasiana tidak jauh berbeda seperti kampung KASKUS dan forum-forum lainnya, ada yang iri dengki ketika melihat user lainnya terpilih tulisannya di HL, atau terekomendasi atau AKTUAL. Sehingga untuk itu tidak usah terlalu memperdulikan itu semua, teruslah menulis, kabarkan kebaikan, dan jika ada komentar-komentar yang sifatnya memancing perdebatan dihapus saja, karena bisa jadi ketika tulisanya bagus dan tidak ada unsur provokasi , dikarenakan komentarnya sudah menjurus kepada kata-kata yang tidak sopan Ketua RT (Admin) memilih satu Opsi Untuk menghapus tulisan itu, saya fikir sudah jelas alasan tetangga yang rajin menulis ini mengapa menghapus komentar yang bersifat memancing perdebatan, di khawatirkan Tulisannya dihilangkan dari kampung Kompasiana ini. Sebenarnya jika ada tetangga sang penulis ingin menambahkan komentar dengan memberikan LINK Referensi mudah saja kok, simpan saja link itu di komentar tanpa di barengi kata-kata yang sifatnya mengundang perdebatan misalnya atau melanggar tata kesopanan termasuk di dalamnya menggurui “Wah…Anda Tolol ya, kok link nya ga diberikan……(baru kemudian link)” ada juga yang begini “ Dasar tukang Copas..Goblok…ini linknya “, jika kata-katanya seperti itu wajar saja dihapus oleh penulis, mengapa tidak linknya aja disimpan dalam komentar itu, itulah sikap yang bijaksana sebagai tetangga yang baik hati.

Ohya, terima kasih untuk yang sudah membahas saya, ketika dulu saya mengupas tentang BAND SERINGAI, dan FILM TANDA TANYA, ada komentator yang bilang begini “Secara tidak langsung Anda mempromosikan dan mempopulerkannya”, sepertinya yang senang membahas saya melakukan hal yang sama. saya saya ucapkan terima kasih, Hatur Nuhun , Anda mempromosikan saya, sehingga yang meminta menjadi teman saya tiap setengah jam ada 10 orang, Subhanallah. Selalulah berfikir positif.

Sebenarnya banyak pilihan positif yang bisa kita ambil dalam hidup, tetapi justru banyak orang lebih memperturutkan hawa nafsunya dengan “balas dendam” karena komentarnya dihapus, komentarnya tidak dipedulikan, pilihan itu ada ditangan kita masing-masing. Dan himbauan saya pada Sahabat tidak perlu merasa sakit hati dengan apa yang mereka lakukan terhadap Anda, tetap tersenyum dan tetap kirim mereka nasehat di Inbox dan Shout mereka, dan tak perlu takut soal Citra, karena sandarkanlah apa-apa yang kita lakukan hanya untuk Allah Semata. Maka tak penting meladenin siapapun yang “membantai” Anda, apalagi hanya sebatas tulisan, masih kecil belum seberapa dibandingkan dengan Perang yang sesungguhnya.

“Jadilah Sebatang Pohon Mangga, Dimana ketika orang lain melemparnya dengan Batu, maka Pohon Mangga Itu melempar dengan Buahnya”

Bandung, 17 Juli 2011

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun