Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Mengomentari Survei, Benarkah Populasi Muhammadiyah Turun?

5 April 2019   19:49 Diperbarui: 14 Agustus 2020   15:41 123 2
Saya sebetulnya tidak pantas mengomentari tentang survei bahwa populasi Warga Muhammadiyah turun. Survei yang dikembangkan oleh The Asia Foundation (TAF), Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM), dan Lembaga Survei Indonesia (LSI) pada 2010 menyatakan bahwa jumlah responden yang mengaku berafiliasi dengan Muhammadiyah sebanyak 7,9%.


Ilustrasi Adis Setiawan
Yang pertama karena bukan karakter Muhammadiyah marah ketika ada yang mengkritik. Yang kedua karena saya menjadi mewakili mewakili Muhammadiyah padahal saya belum Muhammadiyah banget. Jadi tulisan ini adalah pendapat pribadi saya sebagai anak yang berhutang budi kepada Muhammadiyah semoga Amal Usaha untuk mencerahkan Rakyat Indonesia yang terus berkembang dan berkemajuan.

Yang jelas lembaga pendidikan Muhammadiyah belum mau mendoktrin atau sengaja mencetak kader Muhammadiyah dengan cara misalnya sekolah di Muhammadiyah harus jadi Muhammadiyah belum tentu juga, Beda seperti pendidikan Al Azhar Kairo Mesir yang tidak kekurangan kader Ulama yang sejalan dengan pendidikan Al Azhar jadi komunitas ada ulama yang meninggal dunia penggantinya sudah ada dan banyak jadi akan terus berkesinambungan kadernya.


 
Karena saya dari kecil sampai sekolah di lembaga Muhammadiyah pernah di doktrin Muhammadiyahisasi yaitu lulusan Muhammadiyah tidak harus jadi Muhammadiyah, tidak ada sekolah di sekolah saya seperti itu. Paling maksudnya diberi pengertian pada pendapat saya saja ya seperti contoh jaga akhlak, jaga ibadah, jaga amal ini kan hanya pelajaran biasa yang sering kita temui di bangku sekolah. Jadi tenang saja kalian sekolah di pendidikan Muhammadiyah tidak akan didoktrin dan otaknya menjadi Muhammadiyah.

Seandainya sekolah di Muhammadiyah harus jadi Muhammadiyah maka akan lahir cabang Muhammadiyah Non Muslim. di Papua sana banyak lembaga pendidikan Muhammadiyah yang muridnya 80 persen Non Muslim. Jadi pendidikan Muhammadiyah bukan ingin saya-Muhammadiyah-kan Indonesia tapi membantu Indonesia agar tidak terjerumus di dalam kebodohan itu yang lebih penting.

Tapi yang disayangkan banyak lulusan sekolah Muhammadiyah karena setelah lulus pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi (di luar lembaga pendidikan Muhammadiyah, red) setelah pintar bukan menjadi kader Muhammadiyah malah ada yang tidak paham paham Muhammadiyah.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun