Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Sekolahan Dengan Pembelajaran Berbasis Smart Phone

31 Maret 2019   07:34 Diperbarui: 2 Agustus 2019   00:23 63 1


Rasanya saya sudah mulai ketinggalan tentang berita kemajuan didunia pendidikan, baru tadi sore saya tahu perkembangan dunia pendidikan saat berkunjung ke Lembaga Pendidikan Al Muslim Tambun Bekasi, Untuk mencari ilmu kepada Pak Didi Suradi Penulis Buku "Ketika Guru Mengajar, Apakah Siswa Belajar", yang bukunya sudah dibagikan gratis kepada saya berkat saya suka menulis, Ternyata tidak main-main yang sedang kami ajak bertemu adalah kepala bagian Penjaminan Mutu Pendidikan Di Lembaga Pendidikan Al Muslim, Kami melakukan diskusi meminta pengarahan dan saran dari Pak Didi Suradi tentang rencana akan mendirikan bimbel yang sedang kami rintis bersama para jajaran mahasiswa satu kelas, dari pertemuan itu kami mendapatkan banyak ilmu didunia pendidikan, semua itu berkat ilmu yang beliau bagikan dari pengalaman beliau didunia pendidikan.

Terlepas dari pembicaraan pengarahan dan Saran untuk bimbel kami, Saya akan menerangkan beberapa ilmu tambahan dari Pak Didi Suradi tentang kemajuan didunia pendidikan, sebetulnya ini yang baru saya dengar tapi ternyata sekolahan dulu saya belajar sudah mulai menggunakan metode itu, Padahal tadi saya baru dengar dari Pak Didi tentang metode itu, begitu ketinggalanya saya tentang informasi didunia pendidikan, Menurut keterangan Pak Didi Suradi Lembaga Pendidikan Al Muslim punya rencana yang sedang diuji dan dikaji yaitu metode pembelajaran berbasis Smart Phone,  Jadi siswa tidak bawa buku lagi tapi menggunakan Tablet Smart phone dalam proses pembelajaranya didalam kelas.

Padahal dulu zaman saya masih sekolah SMA membawa hand phone saja pakai di razia segala, sekarang akan menjadi kebutuhan dalam metode pembelajaran berbasis Smartphone di sekolahan saya belajar dulu.

Sudahlah curhatnya saya lanjutkan membahas metode berikutnya, yaitu adanya point pelajaran dimodul kurikulum yang di Seminarkan kepada gurunya agar SOP penyampainya sama siapa pun gurunya, jadi begini ada sebuah Lembaga pendidikan yang sudah banyak membuka cabang sekolahan, menggunakan metode pembelajaranya yang sama disetiap cabangnya dari cara penyampaiannya didalam kelas dan SOPnya,  bahkan kasih sayang kepada muridnya sampai diseminarkan,  jadi dengan bergantinya guru tidak akan beda metode pembelajaran dan mempegaruhi berlangsungnya proses pendidikan. Siapa pun gurunya akan sama hak yang didapat siswa, karena dari seluruh cabang sekolahanya semua guru dan karyawan diberi seminar sesuai point pelajaran yang ada pada modul kurikulum.

Itu semua dilakukan secara berkesinambungan dengan cara dari beberapa point yang ada dimodul kurikulum sekolahan di seminarkan kepada guru di seluruh cabangnya, misalnya point pertama seluruh karyawan gurunya datang diseminar modul point pertama misalkan dasar-dasar matematika di seragamkan rumusnya cara penyampaianya, Setelah kembali mengajar ya caranya penyampainnya antar cabang sama karena sudah di arahkan lewat seminar Point pertama dalam Modul kurikulum , Setelah Modul Point Pertama Sudah dijalan dalam proses mendidik anak muridnya, Nanti lanjut seminar modul kurikulum point kedua di arahkan dan di seragamkan begitu seterusnya.

Dan sebelum proses pembelajaran di setiap cabang sekolahnya gurunya dikumpulkan melakukan rapat sebelum masuk kelas, jadi apa yang akan di sampaikan percabang akan sama punya standart tersendiri lembaga pendidikanya itu dalam proses pembelajarannya, Dan Outputnya pun para guru tidak kelihatan mana yang lebih baik mana yang tidak, semua sama dalam proses mendidik muridnya karena kendala selama ini ada guru kurang bagus penyampaianya dan ada yang bagus, ada guru favorit ada guru tak disukai cerita ini dari pengalaman saya dulu sekolah.

Misalkan saya pernah mendengar ada sebuah sekolahan yang di dalamnya juga ada seperti sarana klinik pendidikan, Jadi setiap murid yang lemah dalam salah satu mata pelajaran bisa di masukan ke klinik pendidikan itu, contoh misalnya murid kurang dalam mata pelajaran matematika maka sudah di sediakan Klinik Matematika. jadi murid yang belum bisa mata pelajaran matematika masuk di dalam klinik tersebut di didik secara khusus matematika pada waktu kosong, Ada contoh lagi misalnya Klinik Bahasa Indonesia, murid yang belum paham di proses pembelajaran dikelas tentang bahasa indonesia ya tinggal dimasukkan ke klinik bahasa indonesia setiap mata pelajaran sudah ada tempat kliniknya mata pelajaran.  

Informasi tentang modul kurikulum lembaga kursus, Untuk mendirikan kursus itu harus didaftarkan  karena ada lembaga tersendiri yang menaunginya namanya PAU Diknas, Jadi lembaga kursus kalian segera daftarkan ke PAU Diknas ini, agar tidak menjadi lembaga kursus yang ilegal kalau sudah di daftarkan akan mendapatkan SK dari PAU Diknas ini.

Biasanya kursus mengeluarkan sertifikat buatan sendiri dan dicetak sendiri, jadi nanti sertifikat itu yang memberi PAU Diknas bukan masing-masing tempat kursus cetak sendiri, tapi tentunya dengan syarat lembaga kursus kalian sudah terdaftar ada SK dan mengikuti Modul Kurikulum dari PAU Diknas dan pelajaran dari semua yang ada di modul juga sudah disampaikan begitu.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun