Mohon tunggu...
KOMENTAR
Filsafat

Manusia dan Tuhan Saat Ini: Saya yang Pelupa

15 Januari 2010   10:16 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:27 224 0
"Dan sekiranya tidaklah karena kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu semua, dan Allah Maha Penyantun dan Maha Penyayang, (niscaya kamu akan ditimpa azab yang besar)." QS 24:20

Manusia memang pelupa.. ya, itu memang sudah kodrat.. sehebat-hebatnya ingatan saya, pasti satu waktu saya akan menua, mengalami pikun, dan akhirnya itu menjadi suatu proses yang normal. Manusia satu waktu akan khilaf, salah mengerti atau bahkan tidak sadar akan satu hal. Itu semua dalam kadarnya masih dapat dianggap lumrah oleh manusia. Tapi satu hal yang pasti (setidaknya bagi diri saya) dan selalu berulang (bagi saya juga) adalah saya selalu lupa untuk mengingatNya.

konteks 'ingat' itu sendiri saya masih sering salah memahami. Saya terkadang masih menganggap bahwa 'ingat', 'nyebut', zikir' bahkan 'wirid', adalah duduk tawaddu setelah solat, mengingatnya, menyebutnya dengan ucap dan melantunkannya. Melakukan hal ini bagi sebagian orang terutama bagi yang masih sibuk dengan duniawinya seperti saya ini adalah (saya akui) hal yang terasa sulit.

Padahal konteks 'ingat' ternyata jauh lebih luas dari itu. saat kita berjalan menaiki tangga kantor, setiap hembusan nafas kita adalah kesempatan untuk mengingatNya, ketika kita kenyang, tidak sengaja atau  sengaja terucap alhamdulillah, itu juga mengingatNya , ketika bangun tidur, kita mengucapkan alhamdulillah, itupun mengingatnya..  ketika kita lupa dan kita menyebut astagfirullah pun, itu juga berarti mengingatNya. Bahkan ketika kita melintasi puncak atau ciater menikmati indahnya kebun teh, dan memuji dalam hati dan menikmat keindahannya, itupun kesempatan kita mengingatNya.

Kesempatan yang Tuhan berikan untuk mengingat diriNya dalam satu hari sangatlah banyak tetapi anehnya manusia sulit untuk mengingatnya, meski untuk satu kali saja..

Tulisan ini saya tulis setelah saya berusaha menghitung seberapa banyak kesempatan yang telah saya lewatkan begitu saja hanya untuk mengingatNya (bukan mengingat namanya tapi kebesarannya..), dan ini sedikit catatan saya selama satu hari tentang kesempatan yang saya sia-siakan tersebut:

bangun tidur jam 5 pagi, saya lihat jam, lalu berkata dalam hati: "ah, masih bisa 15 menit lagi"

bangun lagi sekitar pukul 6.00: "yah udah kelewat, ya udah ah tidur 10 menit lagi"

bangun 6.30, sudah terlambat, marah-marah (lupa alhamdulillah atau setidaknya menghirup nafas panjang dan sedikit bersyukur masih hidup ternyata belom mati..)

masuk kamar mandi, lupa bersyukur masi bisa menikmati air tumpah berliter-liter, di daerah lain masih banyak orang jalan 5 km hanya untuk air bersih (saya menyaksikan sendiri di Sukabumi (+/- 4 jam dari jakarta, dan nenek-nenek pula yang bawa airnya).

sarapan, sudah disediakan, tidak saya makan karena terlambat, atau sering saya hanya makan setengah dan sisanya kepaksa terbuang.. (berapa banyak orang susah makan di negeri ini)

naik motor, macet-marah-marah semua dimaki.. (sudah jelas kita lupa disaat seperti ini)

masuk kantor, lift penuh, naek tangga marah2 (bukannya bersyukur masih dikasih kesempatan olah raga.. hehe)

masuk ruangan, melihat kertas/tugas setumpuk-tumpuk, ngedumel dalam hati, terlintas dalam hati, kenapa saya harus kerja seperti ini, kenapa saya ga punya waktu luang buat liburan, istirahat keluar dari rutinitas (kenapa ga bersyukur masih punya pekerjaan, orang laen aja nganggur)

istirahat siang, makan siang, liat yang cantik, lalu ngeluh kenapa saya ga bisa sama dia., tuhan ga adil(cuman inget pas merasa ga adil). pergi ke atm, uang tinggal 200,000 sampe desember (ngeluh lagi Tuhan.. padahal (mungkin) kata Tuhan, abisin aja dulu tu 200 ribu, baru gua kasi rejeki lu berikutnya..) sadarkah kita, seberapa sering, ketika uang kita habis, kita selalu diberi penggantinya meskipun tidak selalu banyak dan dari yang kita tidak duga dan kita luap bersyukur  (saya? sering sekali..)

waktunya sholat dhuhur, antre wudu penuh, imamnya lama, kepanasan, kaki pegel, orang sebelah bau badan, dlsb.. lagi sholat aja, saya malah mengeluhkan itu semua, bukannya inget.. lalu buat apa saya solat?

masuk kantor lagi, ngeluh lagi karena harus rapat.. rapat tidak paham, saya tidur di paling belakang (padahal klo dipake dzikir dapet berapa kali tuh? hehe)

jam Asar: "ah ga enak keluar ruang rapat, nanti aja", beres rapat: "ah nanti dulu beresin tugas dulu, biar cepet pulang", waktunya pulang: "waduh macet nanti.."

waktu asar pun berlalu, macet pula.. rumah masih satu jam perjalanan lagi.. keburu-buru, ngomel-ngomel karena macet, dan saya marah-marah gara-gara kesalip bajaj doang!.. padahal klo dipikir apa susahnya saya jalan dengan tenang sambil menikmati perjalanan, karena meskipun saya segrasa-grusu apapun tetap saja macet.. nah, sepanjang perjalanan itu, berapa mesjid yang saya lewatkan hanya untuk 5 menit solat magrib? (saya pernah hitung: 7 mesjid.. hehehee)..boro-boro inget kmesjid.. berusaha tenang pun tidak..

1km menjelang sampe rumah, maghrib pun sudah terlewat..

di lampu merah terakhir sebelum sampe rumah. ada nenek-nenek pengemis minta uang, dan dengan muudahnya saya acuhkan pura-pura tidak melihat dia, padahal kalaupun saya memang tidak mau memberi, saya bisa menolaknya dengan sopan dan sedikit senyum.. terlewat lagi satu kesempatan..

sampai di rumah, bukannya assalamualaikum, tapi marah-marah pada orang rumah karena lama sekali pintu dibuka..

diatas meja makan, makanan sudah tersaji.. tiba-tiba saya ditelpon rekan kerja, minta ketemu di mal xyz dekat rumah segera, tidak jadilah saya makan. Sampai di mal, saya diajak ngopi, yang harga kopinya muahal, dan demi gengsi relalah kita keluar uang untuk itu, lalu makan di salah satu restoran, berbincang-bincang pekerjaan 10 menit, basa-basi satu jam.. hingga jam 10 malam.. dan berapa kotak amal di tepi pintu mal dan restoran yang saya lewati.. padahal apalah artinya 35 ribu rupiah uang yang saya keluarkan untuk segelas besar kopi yang jujur 'biasa aja rasanya' dengan seribu rupiah untuk kotak kaca sumbangan yatim piatu disebelah kasir..

pulang ke rumah jam setengah 11 malam dengan badan yang lelah, mata cape, makanan di meja makan pun tidak tersentuh.. langsung pergi mandi.. selesai mandi, badan seger (harusnya saya sholat isya dong), bukannya sholat, tapi malah buru-buru buka laptop, cek siapa Online, cek e-mail, cek facebook, twitter, dan jam menunjukkan jam 11.30..

akhirnya badan lebih memilih rebahan di kasur, dan tertidur sambil berpikir kesal 'kenapa gada cewe yang comment d facebook ya', 'kenapa ga ada yg sms ya malem ini', 'kenapa besok harus kerja lagi ya'.. (padahal apa susahnya saya bilang alhamdulillah, udah beres hari ini..) dan tertidurlah saya, maka terlewatilah Isya..

Berapa kali saya melewatkan kesempatan mengingatnya,, Mungkin hanya saya saja yang melewati hal-hal itu dari hari ke hari, mungkin juga anda hanya melewati sebagian saja dari hal-hal itu.. atau mungkin anda menjalani hal yang berbeda karena rutinitas yang berbeda.. tapi setidaknya ini bisa menjadi sedikit renungan tentang kesempatan yang saya dan anda mungkin lewatkan dalam hidup ini, meskipun hanya untuk bernafas satu kali saja untuk mengingatNya dalam satu hari..

Semoga Tuhan selalu mengampuni ke'lupa'an kita, dan selalu mengingatkan kita untuk terus mengingatNya.. Aamiin..

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun