Sampai saat ini, isu gender masih menjadi topik perbincangan yang tidak ada habisnya. Keterbatasan kesempatan bagi perempuan untuk turut serta dalam berbagai macam kegiatan atau aktivitas lain menjadi salah satu faktor penyebab dari adanya isu gender yang berujung pada bias gender. Keterbatasan ini sendiri terbentuk karena adanya konstruksi sosial yang tercipta dari norma atau standar perilaku yang mengatur tentang ruang gerak kaum perempuan yang padahal seharusnya mereka diperlakukan seimbang atau setara. Hingga kini, masih banyak mispersepsi terhadap istilah kesetaraan gender. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan kesetaraan gender yakni pemberian kesempatan, tanggung jawab, dan hak yang sama bagi perempuan dan juga laki-laki. Isu yang lahir karena adanya ketimpangan pada kedudukan laki-laki dan perempuan ini memiliki dampak yang besar di berbagai aspek kehidupan manusia, seperti aspek ekonomi, pendidikan, sosial, politik, budaya, dan masih banyak lagi. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa isu gender dapat menyebabkan bias gender, yang mana salah satu gender lebih diuntungkan dalam hal kedudukan; hak; dan kesempatan, namun hal tersebut tidak berlaku terhadap gender lainnya. Bias gender dapat terjadi kepada kaum perempuan maupun laki-laki, namun di Indonesia sendiri kaum perempuan lebih banyak merasakan bias gender dibandingkan dengan kaum laki-laki.
KEMBALI KE ARTIKEL