Akan tetapi, ternyata ungkapan ini tidak selamanya harus diimplementasikan dalam kehidupan kita. Demikian menurut sebagian orang, berdasarkan apa yang saya lihat dan saya saksikan dan mungkin diialami oleh jutaan rakyat di negeri ini.
Ok, saya ga akan banyak berteori dalam tulisan ini, saya ingin menceritakan fakta yang sudah 'telanjang' saja..
Saudara saya yang berencana pulang ke kampung halaman berhubung ada momen natal ini, sangat 'kesulitan' untuk mendapatkan tiket transportasi, tiket yang resmi dengan harga yang resmi pula tentunya, bukan tiket abal-abal dengan harga diluar logika. Seperti biasanya, setiap menjelang hari libur lebaran atau natalan. Harga tiket transportasi udara akan mengalami lonjakan yang sangat tinggi, bahkan lebih tinggi dari ketinggian pesawat saat terbang. Hal seperti ini terjadi hampir di seluruh wilayah INDONESIA ini, termasuk di daerah tempat saya berdomisili, di Batam. Tidak ada pilihan bagi orang-orang dengan anggaran ikat pinggang ketat, kecuali mencoba peruntungan memburu tiket PELNI dengan harapan harga relatif lebih murah dibandingkan dengan harga tiket pesawat. Memang benar, ada tiket promo dari berbagai maskapai penerbangan yang menawarkan beberap lembar tiket dengan harga lebih murah. Akan tetapi, tidak semua orang juga beruntung mendapatkan tiket promo ini, karena jumlahnya yang terbatasa dan juga karena faktor lain.
Persoalan tidak serta merta selesai saat kita memutuskan untuk menggunakan moda transportasi laut. Kok bisa....?
Ya bisa, karena tiket yang disediakan di loket penjualan resmi biasanya sungguh sangat terbatas.
Trus, tiket yang lain diapain...?
Ya elah, di distribusikan lewat calo bos....
Parah.....!
Tidak mengherankan jika pada saat ini banyak calo bersukacita di atas penderitaan para calon penumpang di Pelabuhan Domestik Sekupang, Batam.
Mereka beroperasi layaknya seorang malaikat, merasa sangat dibutuhkan oleh para calon penumpang.
Memang demikianlah faktanya, puluhan calo dengan puluhan bahkan ratusan lembar tiket di tangan masing-masing. Dengan seenaknya menyebutkan angka-angka untuk tiap lembar tiket yang akan mereka lepas.
Jika sudah demikian, pelanggan bukan lagi Raja. Tapi, CALO ADALAH RAJA
Apakah pihak berwenang tidak tahu menahu...?
Wallahu a’lam