Mohon tunggu...
KOMENTAR
Filsafat

Maafkan Aku, Istriku

6 Maret 2012   13:50 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:26 1031 0
Siang itu udara terasa panas, matahari bersinar seperti akan membakar apa saja yang ada di bumi  tak terkecuali diriku, tetesan keringat seperti butiran jagung terlihat  membasahi seluruh baju yang kupakai, helm yang kupakai seakan tak mampu melindungi kepala ku dari sengatan panas teriknya sang mentari . pikiran ku menerawang jauh kepada sesosok wanita yang dulu aku cintai dengan segenap hati dan jiwa ku, pikiran ku bertanya ada apa dengannya?, mengapa dia berubah? timbul dalam hati ku perasaaan negatif  yang menyambung-nyambungkan tindakan ,perilaku dan ucapan wanita yang kini menjadi ibu untuk kedua anak ku, pikiran ku berkecamuk seakan tidak menerima dengan apa yang dia lakukan terhadap diriku,anakku dan juga keluargaku. pikiranku melayang pada ingatan bagaimana setahun belakangan ini sang wanita pujaaan hatiku yang dulu sifatnya baik dan banyak positifnya  kini bertolak belakang seperti 2 kutub medan magnet yang bertolak belakang, dia kini  mendadak menjadi pemalas, tidak perduli, ketus, masa bodo dan banyak lagi yang tak mungkin kuungkap disini. kadang aku menangis di saat ku membayangkan wajah kedua anak-anakku yang masih sangatkecil yang masih butuh bimbingan dan perhatian  serta  kasih sayang dari seorang ibu ,  air mataku sepertinya tak mampu lagi bergelayutan di antara celah bola mataku yang merah dan di hiasi urat-urat tanda banyak mengalami kepedihan. wanita pujaan hatiku kini menjadi orang lain dimataku anak-anaku dan keluargaku bahkan keluarganya sendiri. aku tidak tahu apakah yang terjadi karena bila kulihat secara fisik istriku terlihat normal dan semua aktifitas terlihat berjalan lancar, lalu kenapa dia sekarang jadi orang yang pemarah, masa bodo dan tidak perduli, padahal menurutku nafkah lahir dan batin sudah cukup terpenuhi, lalu apakah yang membuatnya berubah 180 derajat?.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun