Mohon tunggu...
KOMENTAR
Filsafat

Hidayah itu dari Allah

13 Maret 2012   02:07 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:09 246 0
Hari itu hati saya tersentak mendengar berita yang menohok hati dan meresahkan pikiran saya. saat itu saya mendapat berita bahwa salah seorang yang saya kenal telah berhalauan agama, mengikuti agama suaminya. saya tak pernah menyangka bahwa hal itu bisa terjadi padanya. padahal ia memiliki ilmu yang cukup untuk mempertahankan akidah yang ia miliki saat itu. ia memiliki ilmu yang memumpuni untuk membendung dari pengaruh - pengaruh yang ada. mungkin, pengaruh lingkungan yang mempengaruhi pola pikirnya. seperti kata orang " lingkungan adalah hal yang paling berpengaruh dalam pendidikan".

saya tak cukup begitu mengenal dirinya. hanya sekedar kenal, tidak intim. namun latar belakang pendidikannya yang membuat saya yakin bahwa seharusnya ia bisa membendung semua itu. namun semua keyakinan itu terbentur dengan realita yang ada bahwa ia sudah berpindah halauan.

tanpa bermaksud untuk melecehkan agama dan kepercayaan lainnya, saya adalah salah satu di antara sekian banyak orang yang meyakini bahwa agama yang saya anut saat ini adalah agama yang paling benar di sisi Allah. dan saya pula yakin, bahwa pemeluk agama manapun, selama ia masih waras tentu akan meyakini bahwa agamanya lah yang paling benar. adapun tentang agama lainnya, adalah masalah toleransi dan saling menghormati tanpa harus merubah keyakinan kita masing - masing. berdasarkan keyakinan saya itulah maka saya begitu sedih mendengar berita tersebut. walaupun saya tau, hal ini sudah banyak terjadi di negeri ini. namun tetap saja hati saya terenyuh mendengarnya.

namun saya segera tersadar, bahwa hidayah itu adalah hak prerogatif Allah semata. tak ada seorang pun yang dapat mengambil alih hak tersebut. dalam banyak ayat al-Qur'an Allah SWT sudah menegaskan hal tersebut. contoh nyata dalam kehidupan ini pun sudah banyak. Anak Nabi Nuh menjadi contoh bahwa keimanan seorang nabi tak bisa mempengaruhi apapun terhadap anaknya, bila Allah tak menghendakinya. contoh lainnya; Isteri Nabi Luth , Ayah Nabi Ibrahim, dan Abu Thalib, paman Nabi Muhammad SAW. hal itu menegaskan bahwa hubungan kekerabatan tak berpengaruh secara langsung terhadap seseorang dalam hal keimanan dan kepercayaan. seperti kata syair :

Iman tak dapat diwarisi dari seorang ayah yang bertakwa
KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun