Lembayung senja menggelayut menatap mesra
Seorang wanita tergesa melangkahkan kaki, hendak pulang
Inginnya hanya satu, beristirahat dan berkabar
Dengan seseorang nan jauh disana
Pesan sudah tertulis rapi, siap berpetualang
Namun urung dikirimkan
Hatinya meragu
Takut mengganggu
Dia, sang pujaan hati, mungkin tidak pernah tahu
Atau bahkan tidak mengerti pula
Bahwa kuncup kecil itu telah mekar sejak lama
dan kini sudah menjadi hamparan padang bunga
Di tempat itu, dua tanah yang berjauhan
Garis imajiner menjadi pembatas dua insan yang sama-sama sedang mencinta
Wanita yang memendam rasa
dan sang pujaan hati dengan seseorang lain