Mohon tunggu...
KOMENTAR
Ilmu Sosbud

Krisis Pangan di Afrika dan Pendekatan Konstruktivisme Dalam Penanganannya

1 Desember 2024   13:28 Diperbarui: 1 Desember 2024   14:05 44 0
Krisis pangan adalah masalah yang sangat kompleks, terutama di negara-negara Afrika, yang sering terjebak dalam lingkaran kemiskinan, ketidakstabilan politik, dan ketergantungan pada pertanian yang rentan terhadap perubahan iklim. Jutaan orang kelaparan setiap tahun di negara-negara seperti Somalia, Sudan Selatan, dan Ethiopia. Kekurangan pasokan pangan bukan satu-satunya faktor yang menyebabkan krisis ini; konflik bersenjata yang berkelanjutan, ketidaksetaraan dalam distribusi sumber daya, dan dampak perubahan iklim yang semakin parah adalah faktor lain. Dengan melihat melalui lensa konstruktivisme dalam hubungan internasional, kita dapat melihat bagaimana persepsi internasional tentang ketahanan pangan dan solidaritas global sangat berperan dalam memecahkan masalah ini. Krisis pangan di Afrika, terutama di Somalia, adalah salah satu masalah yang masih menjadi perhatian dunia saat ini. Kekeringan ekstrim, konflik berkepanjangan, dan ketergantungan pada makanan impor adalah penyebab masalah ini. Misalnya, perselisihan politik dan perubahan iklim telah menyebabkan lebih dari 50% penduduk Somalia kekurangan pasokan makanan.

Teori hubungan internasional yang dikenal sebagai konstruktivisme menawarkan perspektif baru pada masalah ini. Teori ini menekankan bahwa norma, prinsip, dan persepsi masyarakat dapat memengaruhi hubungan internasional. Respons internasional terhadap Somalia bergantung pada kebijakan ekonomi dan standar solidaritas global. Misalnya, program seperti Program Pangan Dunia (WFP) telah menegaskan bahwa bantuan pangan adalah hak asasi manusia dan bukan hanya kebutuhan kemanusiaan sementara.

Namun, solusi tidak dapat datang dari luar. Kapasitas lokal harus diprioritaskan. Investasi dalam teknologi pertanian seperti irigasi dan pelatihan petani untuk menghadapi perubahan iklim dapat memberikan solusi jangka panjang. Selain itu, negara-negara Afrika dapat bekerja sama lebih erat melalui organisasi regional seperti Uni Afrika. Ini memungkinkan mereka berbagi teknologi dan sumber daya. Menurut perspektif konstruktivisme, Somalia dan komunitas internasional bertanggung jawab atas krisis pangan ini.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun