Masih teringat jelas ketika masih duduk di SD, ketika berkunjung ke tempat ini sang kupu-kupu dapat dengan mudah dijumpai di tempat ini. Bahkan kupu-kupu itu beterbangan di sekita pengunjung dengan bebasnya, menyaksikan bagaimana anak-anak berlarian 'hanya' untuk berusaha mengejar binatang inda ini. Namun kini hal tersebut sangat langkah untuk disaksikan lagi, yang ada sekarang hanyalah kupu-kupu yang telah diawetkan walaupun mereka tetap indah.
Kupu-kupu Bantimurung sejak lama sudah dikenal luas wisatawan. Mereka yang berkunjung ke Sulsel selalu ingin menyaksikan apakah Bantimurung yang dahulu dijuluki "Kingdom of The Butterfly" oleh biolog naturalis Inggris Alfred Russel Wallacea (1823-1913), benar-benar masih lestari.
Permintaan cendera mata kupu-kupu yang cukup banyak membuat maraknya usaha penangkapan dan perdagangan liar oleh masyarakat di sekitar Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung. Kondisi itu diperburuk oleh kondisi sosial ekonomi masyarakat yang berdiam di sekitar kawasan. Kini, beberapa spesies kupu-kupu langka sangat sukar dijumpai. Sangat sedikit orang yang peduli akan kelestarian serangga penari tersebut. Padahal, potensi kupu-kupu di objek wisata alam yang terletak sekitar 45
kilometer dari Makassar itu selama ini menjadi kebanggaan
KAPAN LAGI BISA MELIHAT ANAK-ANAK KECIL BERLARIAN MENGEJAR SANG KUPU-KUPU DENGAN GEMBIRA ??