Pertanyaannya sekarang, Ada apa dengan Bulutangkis Indonesia? Banyak yang berpendapat kurangnya kompetisi sebagai jawaban dari terus menurunnya prestasi bulutangkis kita. Hal ini dibuktikan dengan semakin jarangnya diadakan kejurnas bulutangkis sehingga pola perekrutan pemain semakin berkurang bahkan bukan tidak mungkin hanya melalui event Pekan Olahraga Nasional saja. Bayangkan seandainya bulutangkis mengikuti format liga super sepakbola di mana setiap daerah mempunyai klub yang dipertandingkan maka dapat dipastikan bahwa akan muncullah bibit2 baru yang berasal dari berbagai daerah, tidak seperti dewasa ini yang dikuasai oleh daerah tertentu. Peran serta pemerintah pun harus digugat bayangkan untuk sepakbola yang sangat miskin gelar internasional pemerintah baik pusat maupun daerah tidak segan-segan menggelontorkan dana hingga bermilyar-milyar bahkan terakhir kegiatan Kongres Sepakbola Nasional, yang kemudian tidak menghasilkan apa-apa, menggunakan anggaran sebesar 3 milyar. Ditambah Menteri dibidang olahraga pun disinyalir semakin gencar berkampanye untuk meraih kursi ketua umum partai dibanding mengurusi olahraga kita yang semakin sakit.