Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

Di'Gampar' dua kali oleh Admin. Rasanya?

8 November 2012   08:39 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:46 122 0
Hari yang melelahkan bagi admin Kompasiana. Begitupun penulis. Dan para pembaca yang budiman / budiwati. (Kemarin)

Diantara kita (Kompasianer) memang bukan hal yang aneh kalau perbedaan pendapat sering berujung pada saling hujat dan 'menjatuhkan'. Dengan alasan yang sempurna - menurut kacamata masing-masing. Ada yang berupa idealisme, etika jurnalis, sampai moral dan sempitnya keterbukaan dalam berpikir.

Namun yang paling memalukan bagi sebagian Kompasianer adalah, seringnya membaca hanya JUDUL saja, atau sekedar ingin berkomentar tanpa mencoba memahami apa yang ingin disampaikan oleh seorang penulis. Walaupun ada juga karena tulisannya tidak masuk HL sementara yang lain selalu trending.

Apa itu penting? Bukankan tujuan kita hanya menyalurkan hasrat menulis?

Setelah admin kompasiana, menghapus gambar illustrasi yang "dimodifikasi" penulis karena keberatan berbagai pihak, beberapa Kompasianer justru menganggap illustrasi itu sebagai bagian dari pelengkap tulisan. Ini adalah pertanyaan yang harus dijawab berulang-ulang oleh penulis pada pembaca itu karena pertanyaan yang sama juga berulang.

Tidak puas,

Admin Kompasiana juga kemudian mengubah judul tulisan, tetap tanpa pemberitahuan (kekuasaan yang tidak dapat diganggu-gugat). Ini tentu demi menjaga kualitas Kompasiana agar tetap santun dalam setiap artikel yang disumbang para membernya. Tapi admin perrlu meninjau ulang alasan ini, bukankah banyak kata tidak pantas lain yang beredar. Kita bisa lihat itu di Indeks terbaru..

Semua pem"bonsai"an tulisan penulis kemarin masih dapat diterima, mengingat Admin Kompasiana pasti melakukan itu karena laporan dari pihak yang mungkin lebih memperhatikan wajah daripada isi.

Penulis bukan ingin membela diri atau enyatakan keberatan, sebab menulis adalah menulis, dan menulis itu menyenangkan. Soal isi yang baik dan benar, Admin adalah pembimbing.

Toleransi dan kekakuan dalam berpikir oleh pembaca untuk menangkap isi pesan didalamnya perlu pemahaman, tapi kekakuan yang tidak mencoba memahami dimensi dan sudut pandang sisi penulis tentu bukan pola pikir yang maju.

Tetap menulis meskipun di'gampar' dua kali oleh admin hehe... rasanya ANEH :P

Menulis adalah menulis. Selamat kepada anda para pelapor.

Salam narsis,

=SachsTM=

*)   Tulisan ini terkait Dahlan Iskan ke Neraka.

**) Silahkan Judul di ubah lagi jika itu soal etik..

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun