Indonesia seharusnya telah menjadi salah satu dari sejumlah kecil negara yang memiliki kepentingan nasional yang signifikan dalam setiap isu utama dunia. Dan mungkin yang paling penting, Indonesia adalah salah satu negara secara luas dipandang sebagai penantang serius untuk dominasi AS di Asia.
Memang, kebangkitan Naga Asia seperti Cina telah menimbulkan kekhawatiran bahwa negara itu akan segera membanjiri para tetangga dan suatu hari nanti juga menggantikan Amerika Serikat dalam hegemoni global.
Tapi persepsi luas terhadap China sebagai kekuatan baru yang agresif - ekspansionis tidak disukai banyak negara lain. Namun dengan pengaruh China yang tumbuh secara signifikan dalam beberapa dekade terakhir, juga menimbulkan kesan bahwa kebijakan luar negeri Beijing terlalu defensif dan belum banyak berubah sejak era Perang Dingin.
Sementara itu Indonesia masih terlalu sopan dan terkenal teralu sungkan dalam politik bebas aktif yang dicanangkan sejak era Bung Karno. Sebenarnya strategi Jakarta untuk 'menumpulkan' pengaruh destabilisasi dari luar negeri, untuk menghindari kerugian teritorial, untuk mengurangi kecurigaan tetangga sangat tidak berdasar. Jika yang dikorbankan adalah visi "kesetaraan dan kesejajaran dalam politik dunia"
Walaupun ada kepentingan jangka pendek seperti mempertahankan pertumbuhan ekonomi dapat dibenarkan.
Apa yang telah berubah dalam hampir dua dekade terakhir adalah bahwa Indonesia sekarang begitu sangat terintegrasi ke dalam sistem ekonomi dunia. Dimana skala prioritas internal/dalam negeri dan regional telah menjadi satu kesatuan dalam bagian tertentu. Walaupun dasar ekonomi sebuah negara yang berbasis pasar domestik seringkali dihancurkan pemerintah sendiri karena mengutamakan produk luar. Impor garam, misalnya.
Ekonomi dan militer Indonesia serta laut yang luas seharusnya dapat menentukan peran Jakarta dalam eksistensi pegaruh kepada dunia, sehingga justru dunia internasional-lah yang akan melayani kepentingan Indonesia selain memenangkan penerimaan asing atas dominasi Indonesia di kekuasaan Asia.
Yang terdepan di antara kekuatan-kekuatan dunia, tentu saja Amerika Serikat, dan mengelola hubungan AS-Indonesia yang penuh tantangan seharusnya menjadi kebijakan utama luar negeri Merdeka Utara, tanpa menjadi boneka.
Mungkin orang Amerika bertanya-tanya apakah ada manfaat dari kebangkitan Indonesia, baik untuk kepentingan AS sendiri atau justru merupakan ancaman menjulang bagi sekutu AS lainnya??
Sekali lagi, ini bukan untuk kepentingan jangka pendek. Peran Indonesia tanpa membicarakan Amerika adalah sesuatu yang tidak mungkin. Dan menjadi Macan Asia tanpa membandingkan dengan Cina juga merupakan sebuah kekeliruan.
Menguasai Asia berarti mengangkangi Amerika
Untuk itu, kita perlu kebijakan Luar Negeri yang progresif dinamis untuk mendukung kebesaran Indonesia Raya...
=SachsTM=