Di tengah kebersyukuran ini, ingatan saya melayang ke dua orang di sesi konseling terakhir saya. Mereka adalah dua orang yang berbeda, konseling di dua sesi yang berbeda, tapi masalah mereka sama: hidup ini terasa begitu berat untuk dijalani. Ekspresi mereka telihat begitu berat. Saya ingat betapa salah satunya menulis dengan tangan yang bergetar, dan yang lain bercerita dengan berlinang air mata meskipun tidak sesenggukan. Mereka cerita tentang semua yang tidak mereka inginkan, tentang semua yang membuat mereka kecewa, tentang semua hal berat yang tidak mampu mereka jalani. Mereka bercerita bahwa mereka mulai kehilangan motivasi, mulai tidak memahami dirinya sendiri, mulai kebingungan dengan tujuan hidupnya, dan mulai mempertanyakan apakah benar jalan hidup ini adalah jalan hidup yang mereka inginkan.
Tugas saya tentu saja adalah mendengarkan. Saya mencoba sebaik mungkin untuk memahami apa yang mereka rasakan, juga mencoba untuk menangkap poin inti yang sepertinya ingin mereka sampaikan. Saya tidak punya hak untuk mengatakan bahwa mereka keliru, karena saya sendiri belum tentu akan lebih baik bila ada di situasi mereka. Namun saya bisa melihat bahwa mereka menyampaikan semua hal yang tidak mereka inginkan, dan tidak ada satupun cerita tentang apa yang sebenarnya ingin mereka upayakan. Maka di akhir cerita mereka, saya berkata. "Anda sudah cerita banyak hal tentang apa yang Anda tidak mau dan tidak bisa. Tapi dari semua cerita itu, saya belum mendengar satupun tentang apa yang Anda mau ataupun apa yang Anda bisa. Kalau boleh saya bertanya, apa sebenernya yang Anda mau yang bisa Anda lakukan?"
Menjawab pertanyaan yang satu itu memang tidak mudah, namun saya ingat seorang bijak pernah berkata bahwa "Bila Anda fokus pada masalah yang Anda keluhkan, Anda hanya akan melihat lebih banyak masalah. Fokuslah pada apa yang Anda inginkan, maka Anda akan mulai melihat jalan." Dan pertanyaan tadi menuntun kami untuk mulai membahas apa sebenarnya yang mereka inginkan dan bisa dilakukan. Diskusi kami memang tidak menjadi lebih mudah, tetap sama bingungnya dan sesekali juga muncul frustrasi saat mencari, namun jalannya mulai sedikit terbuka. Setidaknya diskusi kami kini mulai ada arahnya.
Bagi saya, dua sesi konseling itu terasa sangat berkesan. Keduanya seperti mengajarkan kepada saya tentang satu hal penting di hidup ini, yaitu "Anda akan mendapatkan jawaban yang sesuai dengan apa yang Anda tanyakan." Melihat mereka akhirnya bisa tertawa dan mulai tersenyum cerah di akhir sesi diskusi itu membuat saya melihat bahwa sebenarnya mereka tidak perlu diajarkan tentang bagaimana sebaiknya menjalankan kehidupan. Apa yang mereka butuhkan sebenarnya hanyalah pertanyaan yang tepat untuk didiskusikan, karena pada akhirnya mereka akan selalu menemukan jawaban dari pertanyaan yang mereka ajukan kepada diri mereka sendiri.
Dari sini saya mulai bertanya kepada diri saya sendiri. Bila saya merasa bahwa pagi ini terasa seperti pagi yang biasa saja, apa yang bisa saya lakukan supaya pagi ini bisa lebih berharga?
Mulai duduk dan menulis seperti ini ternyata seru juga. Setidaknya bagi saya pribadi, pagi ini menjadi penuh arti. Anda sendiri bagaimana? Apa yang bisa Anda lakukan supaya pagi ini bisa lebih berharga?
Saat Anda menjawab pertanyaan itu, selalu ingat akan satu hal. Terkadang kita terlalu fokus pada apa yang tidak kita miliki, sehingga kita gagal melihat dan menghargai apa yang sebenarnya kita punya. Syukuri apapun yang saat ini ada. Akan lebih terasa bahagianya.
Wish you all the best.
-Adi Dinar