Demi menyuplai energi gas yang berada di Wilayah Indonesia Timur, para awak kapal ini mencoba mengabdi pada negeri. Untuk menjaga ketersediaan gas, mereka rela menandatangani kontrak untuk tetap bekerja dan meninggalkan keluarga selama sembilan bulan lamanya. Menurut saya, ini adalah hal yang patut diapresiasi. Lebih-lebih, Pertamina tidak menyediakan ruang untuk awak atau pegawai asing (expatriate) untuk berpijak di segala jenis usaha yang bernaung di bawahinya. Semuanya 100% putra-putri pilihan, murni orang Indonesia.