Berawal dari video viral di media sosial TikTok, kerusakan jalan di Lampung mendapat perhatian orang nomor satu di Indonesia. Kritikan yang disampaikan TikTokers Bima Yudho Saputro dengan akun @awbimaxreborn berhasil menarik perhatian Jokowi.
Melalui akunnya itu, Bima membuat konten presentasi bertajuk alasan Lampung "tidak maju-maju". Dalam video itu Bima mengkritik banyak sektor, termasuk. Soal infrastuktur, secara khusus Bima Yudho berpandangan, infrastruktur di Lampung banyak yang rusak.
Video berdurasi 3 menit 28 detik itu lantas viral dan menuai sorotan publik, termasuk pemerintah daerah, pusat hingga presiden. Banyaknya media massa yang memberitakan peristiwa tersebut, membuat Jokowi akhirnya harus datang langsung ke Lampung.
Setelah viral kerusakan jalan di Lampung, warganet pun beramai-ramai melaporkan kerusakan jalan di daerahnya masing-masing di berbagai platform media sosial. Masyarakat yang kondisi jalan di daerahnya juga rusak parah, satu persatu mulai memviralkan dengan harapan mendapat perhatian Presiden Jokowi.
Seorang netizen di Sumatera Utara, @AzwarNasution8 pun meniru apa yang dilakukan Bima. Dia mengunggah video menggambarkan kondisi jalan rusak di kawasan Sonomartani dan Kualuh Hilir, Labuhan Batu Utara, memohon perhatian Jokowi.
Tidak hanya ke Lampung, Jokowi juga harus turun tangan mengecek jalan rusak di Jambi dan Sumatera Utara. Warga di Lampung, Sumatera Utara, dan Jambi seolah tidak memiliki saluran untuk melaporkan kondisi jalan rusak yang berada di wilayahnya. Pemerintah daerah setempat juga seperti menutup mata dan telinga, tidak mau mendengar apa yang dikeluhkan warganya.
Berbeda dengan Provinsi Jateng. Di bawah kepemimpinan Gubernur Ganjar Pranowo, warga Jawa sangat mudah dan bebas mengadukan jalan rusak di wilayahnya masing-masing.
Kepala daerah yang dikenal sangat dekat dengan rakyatnya ini membuka berbagai platform aduan. Tujuannya, supaya warganya mudah mengadukan jalan rusak, sehingga eksekusi perbaikan bisa dilakukan dengan cepat.
Ganjar Pranowo menjadikan akun media sosialnya untuk menjadi kanal aduan masyarakat. Ganjar berusaha menjadikan Pemprov Jateng sebagai pelayan publik yang cepat dan responsif.
Tidak hanya itu, gubernur dua periode ini juga membuat aplikasi LaporGub dan Jalan Cantik sebagai platform untuk menampung aduan masyarakat terkait infrastruktur di Jateng.
Pada 2019, Ganjar Pranowo merilis aplikasi Jalan Cantik, aplikasi aduan masyarakat berbasis digital yang berfungsi untuk melaporkan kerusakan jalan dan jembatan. Â Berkat aplikasi Jalan Cantik, perbaikan jalan dan jembatan rusak yang banyak dikeluhkan masyarakat Jateng dapat ditindaklanjuti secara cepat.
Masyarakat yang ingin melaporkan jalan atau jembatan rusak, bisa mendownload dan menginstal aplikasi Jalan Cantik di smartphone. Setelah melakukan pendaftaran di aplikasi Jalan Cantik, masyarakat dapat langsung menggunakannya untuk mengirimkan laporan.
Caranya dengan membuka aplikasi, pilih menu Laporkan Kerusakan dan ambil minimal tiga foto melalui aplikasi tersebut. Atur set lokasi saat mengirim foto jalan rusak.
Setelah laporan dikirim, laporan itu secara otomatis akan masuk. Selanjutnya, dalam waktu 124 jam laporan akan ditindaklanjuti. Jika jalan atau jembatan rusak yang dilaporkan merupakan jalan provinsi, maka akan diterjunkan tim untuk melakukan perbaikan.
Aplikasi Jalan Cantik sangat dirasakan manfaatnya oleh warga Jateng. Warga bisa melaporkan kerusakan jalan kapan saja, dengan cara yang sangat gampang. Aduan dari warga pun direspon dengan cepat.
Misalnya, Dwi Nur Cahyo, warga Kelurahan Rejowinangun Utara, Kecamatan Magelang Tengah, Kota Magelang, yang melaporkan jalan rusak ke Aplikasi Jalan Cantik.
Dwi yang sedang melintas di ruas Salaman-Magelang menggunakan motornya merasa tergerak hatinya saat melihat jalan rusak di depan Pasar Tempuran, Magelang. Dia kemudian mengambil foto jalan rusak tersebut dan melaporkannya menggunakan aplikasi Jalan Cantik.
Beberapa hari kemudian, petugas dari Balai Pengelolaan Jalan Wilayah Magelang Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Cipta Karya (DPUBMCK) Provinsi Jateng segera menindaklanjuti laporan Dwi.
Begitu juga dengan David (33), warga Desa Pucakwangi Kecamatan Pageruyung. David merasa prihatin dengan kondisi jalan di Pageruyung yang banyak terdapat lubang. David yang kerap melintas di jalan tersebut kemudian memotret jalan berlubang itu dan melaporkannya melalui aplikasi Jalan Cantik. Â
Laporannya langsung mendapat respon dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Hanya berselang dua hari setelah dia melapor, jalan berlubang itu segera diperbaiki.
Aplikasi Jalan Cantik yang digagas Ganjar Pranowo terbukti efektif menangani jalan rusak. Sejak dirilis pada 2019, aplikasi tersebut telah membantu perbaikan dari 3.782 laporan jalan rusak di Jateng.
Data Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Cipta Karya (DPUBMCK) Provinsi Jateng mengungkapkan sejak 2019 hingga 2022 ada total 7.349 laporan masuk melalui aplikasi Jalan Cantik. Laporan jalan rusak itu terdiri dari 1.253 jalan nasional, 1.291 jalan provinsi, 8 jalan tol, 1.235 jalan kabupaten/kota, 1.763 jalan desa/lingkungan, dan 840 lain-lain. Dari total laporan yang sudah masuk, hingga 2022 sebanyak 3.782 laporan sudah selesai ditangani dan 104 laporan saat ini sedang dalam pengerjaan.
Sebelum Jalan Cantik lahir, seluruh aduan masyarakat Jateng, termasuk soal laporan kerusakan jalan dan jembatan, masuk ke kanal LaporGub yang diluncurkan pada 2013. Â Aplikasi LaporGub sudah mewadahi 104.641 aduan sejak 2014 hingga 2022 lalu. Selain lewat aplikasi, layanan ini juga tersedia di Whats App Messenger, website, SMS, Instagram, Facebook, Twitter, YouTube, dan Hotline.