Dalam tayangan itu, ada dialog menarik antara penjual dan pembeli cilok. Intinya, si pembeli hendak memborong cilok untuk keperluan pekerjanya di sawah. Sedang penjualnya tidak membolehkan. "Silahkan beli secukupnya tapi tidak boleh diborong" kata si penjual.
Terjadilah dialog seru yang 'memusingkan' pemirsa. Mereka saling beradu argumen. Pembeli berusaha meyakinkan penjual, bahwa berdagang itu tujuannya laku. Jika diborong habis, harusnya senang karena tujuan tercapai. Si penjual punya pikiran berbeda. Ia berjualan tidak hanya urusan laku. Bahwa berjualan itu semacam ritme hidup yang harus dilalui dari pagi hingga siang atau sore.