Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Pedagang Cilok, Kerja, dan Fenomena Budaya

29 Agustus 2020   20:07 Diperbarui: 29 Agustus 2020   19:53 105 2
Beberapa hari lalu, saya dikirimi kawan video pendek tentang  penjual cilok keliling.  Biasa,   sekedar untuk hiburan segar.  Kali ini menurut saya, kirimannya cukup menarik, jenaka dan penuh makna.  

Dalam tayangan itu, ada dialog  menarik antara penjual dan pembeli cilok.  Intinya, si pembeli hendak memborong cilok untuk keperluan pekerjanya di sawah. Sedang penjualnya tidak membolehkan. "Silahkan beli secukupnya tapi tidak boleh diborong" kata si penjual.

Terjadilah dialog seru yang 'memusingkan' pemirsa. Mereka saling beradu argumen.  Pembeli berusaha  meyakinkan penjual, bahwa berdagang itu tujuannya laku. Jika diborong habis, harusnya senang karena tujuan tercapai.  Si penjual punya pikiran berbeda. Ia berjualan tidak hanya urusan laku. Bahwa berjualan itu semacam ritme hidup yang harus dilalui dari pagi hingga siang atau sore.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun